Jakarta –

Megawati Soekarnoputri, Presiden kelima RI sekaligus Ketua Umum PDIP, pernah mempertanyakan besarnya utang negara. Pertanyaan itu muncul ketika membahas kondisi perekonomian di banyak daerah yang dinilai tertinggal.

“Siapa namamu? Kalau soal keuangan, kamu lulusan ekonomi, adakah yang akan angkat tangan? Mungkin kamu bisa mencoba menghitung berapa kekayaan negara sekarang? Dan berapa utang kita?” tanya Megawati, Kamis (22/8/2008) kemarin, kepada para Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dari PDI di acara peluncuran Perjuangan.

Laporan Bank Indonesia (BI) menyebutkan posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia pada tahun 2024 408,6 miliar tercatat pada kuartal II. USD atau dibandingkan periode yang sama tahun lalu meningkat sebesar 2,7 persen. Jumlah tersebut lebih tinggi 0,2% dibandingkan pertumbuhan utang pada tahun pertama 2024. kuartal (dibandingkan tahun 2024).

“Peningkatan tersebut disebabkan oleh ULN pemerintah dan swasta,” jelas BI.

Meski demikian, struktur ULN Indonesia pada tahun 2024 kuartal kedua masih terkendali. Hal ini tercermin dari rasio utang Indonesia terhadap PDB yang tercatat sebesar 29,9 persen. Selain itu, struktur utang Indonesia masih didominasi oleh utang jangka panjang yang menyumbang 85,7% dari total utang luar negeri.

Sementara itu, dalam surat kepada anak-anak yang mengutip laporan KiTA APBN Kementerian Keuangan (Kemenkeu), dijelaskan keadaan utang pemerintah pada tahun 2024. pada bulan Juli mencapai Rp 8.502,69 triliun pada akhir tahun Jumlah tersebut meningkat Rp57,82 triliun dari posisi utang bulan sebelumnya sebesar Rp8.444,87 triliun.

Rasio utang sektor pemerintah pada tahun 2024 pada bulan Juli sebesar 38,68% terhadap produk domestik bruto (PDB), sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 39,13% terhadap PDB. Jumlah utang tersebut diklaim masih jauh di bawah batas aman yang ditetapkan UU No. pada tahun 2003 17 tentang keuangan negara, khususnya 60% PDB.

“Total utang umum pemerintah pada akhir Juli 2024 sebesar Rp8.502,69 triliun. Rasio utang pada akhir Juli 2024 yaitu 38,68% PDB masih stabil di bawah batas aman 60% PDB berdasarkan UU no.17/ 2003 tentang Keuangan Negara”, tulis Kementerian Keuangan dalam buku KiTA APBN.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa utang pemerintah terdiri dari dua jenis, yaitu surat utang negara (SUN) dan pinjaman. Sebagian besar utang negara pada tahun 2024 pada bulan Juli pada akhirnya, SBN masih mendominasi – 87,76 persen, dan sisanya 12,24 persen. – pinjaman.

Rinciannya, jumlah utang pemerintah dalam bentuk SBN sebesar Rp7.642,25 triliun. Terdiri dari SBN dalam negeri Rp5.993,44 triliun, Surat Utang Negara Rp4.797,21 triliun, dan Surat Berharga Negara Syariah (SBSN) Rp1.196,23 triliun.

Sedangkan utang pemerintah SBN valas pada tahun 2024. pada bulan Juli sebesar Rp1.468,81 triliun yang pada akhirnya Rp1.073,27 triliun merupakan obligasi pemerintah dan Rp359,54 triliun adalah SBSN.

Kemudian berupa pinjaman utang pemerintah pada tahun 2024. pada bulan Juli pada akhirnya adalah Rp 1.040,44 triliun. Jumlah tersebut meliputi pinjaman dalam negeri sebesar Rp39,95 triliun dan pinjaman luar negeri sebesar Rp1.000,49 triliun.

Rinciannya, pinjaman luar negeri senilai Rp1.000,49 triliun terdiri dari bilateral Rp269,32 triliun, multilateral Rp602,46 triliun, dan bank umum Rp128,71 triliun.

Konon pada tahun 2024 pada bulan Juli Pada akhir tahun 2016, jatuh tempo utang pemerintah Indonesia relatif aman, dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo (WAM) selama 8 tahun.

“Disiplinnya pengelolaan utang pemerintah juga menegaskan hasil penilaian lembaga pemeringkat terhadap peringkat negara Indonesia. Baru-baru ini S&P mempertahankan peringkat kredit Indonesia di BBB dengan prospek stabil pada akhir Juli tahun lalu,” tulis Kementerian Keuangan. . .

Tonton videonya:

(fdl/fdl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *