Jakarta –

Kekurangan vitamin, juga dikenal sebagai kekurangan vitamin, mengacu pada suatu kondisi yang disebabkan oleh kurangnya asupan vitamin dalam tubuh. Secara umum kondisi ini menyebabkan seseorang mudah merasa lelah dan terjadi perubahan pada kulit dan rambut.

Selain itu, gejala spesifik dapat bervariasi tergantung pada jenis kadar vitamin yang rendah. Pasalnya, setiap vitamin memiliki peran yang berbeda-beda di dalam tubuh. Dikutip dari Healthline, berikut informasinya: 1. Rambut dan kuku rapuh

Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan rambut dan kuku rapuh. Salah satunya adalah kekurangan biotin atau vitamin B7. Manfaat vitamin ini adalah mengubah makanan menjadi energi.

Defisiensi biotin atau B7 relatif jarang terjadi. Namun jika hal ini terjadi, rambut dan kuku penderita bisa menjadi rapuh, tipis, dan pecah-pecah.

Selain itu, penggunaan antibiotik dan beberapa obat antiepilepsi dalam jangka panjang juga menjadi faktor risiko. Makan putih telur mentah juga bisa menyebabkan kekurangan biotin. Pasalnya, putih telur mentah mengandung avidin, protein yang mengikat biotin dan mengurangi penyerapannya.

Makanan kaya biotin antara lain telur, jeroan, ikan, daging, susu, kacang-kacangan, biji-bijian, bayam, brokoli, kembang kol, ubi jalar, ragi, biji-bijian, dan pisang. Orang dewasa dengan rambut atau kuku rapuh dapat mencoba suplemen yang menyediakan sekitar 30 mikrogram biotin per hari.

Namun, penting untuk berkonsultasi dengan dokter Anda sebelum memulai suplemen baru. Sariawan dan mulut rentan kering dan pecah-pecah

Lesi di dalam dan sekitar mulut sebagian disebabkan oleh kurangnya asupan vitamin atau mineral tertentu. Misalnya, sariawan sering kali disebabkan oleh kekurangan zat besi atau vitamin B.

Dalam penelitian kecil sebelumnya, sekitar 28 persen orang dengan sariawan berulang mengalami kekurangan thiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), piridoksin (vitamin B6), atau kombinasi dari vitamin-vitamin tersebut. Hasil ini menunjukkan kemungkinan hubungan antara tukak mulut yang berulang dan kekurangan ketiga vitamin tersebut.

Usahakan mengonsumsi makanan kaya zat besi, termasuk unggas, daging, ikan, polong-polongan, sayuran berdaun hijau tua, kacang-kacangan, biji-bijian, dan biji-bijian. Gusi berdarah

Terkadang menyikat gigi yang kasar menjadi penyebab utama gusi berdarah. Namun, kekurangan vitamin C juga bisa menjadi salah satu faktornya.

Vitamin C berperan penting dalam penyembuhan luka dan kekebalan tubuh, bahkan berperan sebagai antioksidan untuk mencegah kerusakan sel.

Tubuh tidak memproduksi vitamin C sendiri, jadi satu-satunya cara untuk menjaga kecukupan vitamin C adalah melalui pola makan. Kekurangan vitamin C jarang terjadi pada orang yang cukup makan buah dan sayuran segar. Meski demikian, masih banyak orang yang kurang mengonsumsi buah dan sayur setiap harinya.

Gejala umum kekurangan vitamin C lainnya adalah mudah memar, penyembuhan luka lambat, kulit kering (mungkin bersisik), dan sering mimisan4. penglihatan yang buruk

Gizi yang buruk terkadang dapat menyebabkan masalah penglihatan. Misalnya, rendahnya asupan vitamin A sering dikaitkan dengan rabun senja, yang mengganggu penglihatan seseorang dalam kondisi cahaya redup atau gelap.

Pasalnya, vitamin A dibutuhkan untuk produksi rhodopsin, pigmen yang terdapat di retina setiap mata yang membantu orang melihat di malam hari.

Defisiensi vitamin A jarang terjadi di negara-negara maju. Jika Anda merasa asupan vitamin A kurang, cobalah perbanyak makan makanan kaya vitamin A, seperti jeroan, susu, telur, ikan, sayur berdaun hijau tua, sayur kuning dan oranye, dll. “Bintik bersisik” dan ketombe

Dermatitis seboroik (SD) dan ketombe termasuk dalam kelompok penyakit kulit yang sama yang menyerang area penghasil minyak di tubuh. Keduanya bisa menyebabkan gatal dan pengelupasan kulit. Ketombe sebagian besar hanya terjadi di kulit kepala, namun dermatitis seboroik juga bisa muncul di wajah, dada bagian atas, ketiak, dan selangkangan.

Kemungkinan terjadinya penyakit kulit ini paling tinggi terjadi pada 3 bulan pertama kehidupan, remaja, dan dewasa pertengahan. Penelitian menunjukkan bahwa kedua kondisi tersebut umum terjadi. Hingga 42% bayi dan 50% orang dewasa mungkin mengalami ketombe atau dermatitis seboroik.

Banyak faktor yang dapat menyebabkan ketombe dan dermatitis seboroik. Salah satunya adalah pola makan rendah nutrisi. Rendahnya tingkat riboflavin (vitamin B2) dan piridoksin (vitamin B6) juga mungkin berperan.

Meskipun hubungan antara pola makan rendah nutrisi ini dan kondisi kulit belum sepenuhnya dipahami, penderita ketombe atau dermatitis seboroik harus mempertimbangkan untuk mengonsumsi lebih banyak nutrisi ini. Makanan yang kaya riboflavin dan piridoksin antara lain unggas, daging, ikan, telur, susu, gandum, kacang-kacangan, dan beberapa sayuran. Tonton video “Saran Ahli Konsumsi Vitamin C untuk Penderita Autoimun” (jalang/jalang)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *