Jakarta –
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, jumlah pengusaha di Indonesia masih sangat sedikit. Oleh karena itu, dia mendorong mahasiswa untuk berani menjadi wirausaha dibandingkan PNS.
Jika melihat data, jelas Bahlil, jumlah wirausaha di Indonesia sangat minim, hanya 3,6% dari total penduduk. Bahkan di negara tetangga, jumlah pengusahanya sudah banyak.
Hanya di Singapura yang mencapai 11%, kemudian di Thailand dan Malaysia juga mencapai 6-7%. Padahal, di negara maju seperti Amerika, angkanya sudah mencapai 14%.
Pengumuman tersebut disampaikan pada pembukaan Pra Konvensi Mahasiswa Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (BEM PTNU) VIII dalam konferensi publik se-Nusantara di Universitas Islam As Syafiyah, Bekasi pada Jumat, 31 Mei.
“Peluang menjadi wirausaha di bangsa ini masih sangat tinggi dibandingkan peluang menjadi PNS. Jumlah pengusaha kita hanya 3,6%,” kata Bahlil seperti dikutip dalam keterangan tertulis, Minggu (2/6/2024). ) )
Bahlil mengatakan, menjadi wirausaha saat ini tidaklah sulit. Pemerintah memberikan dana pinjaman tanpa jaminan kepada usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) hingga AMD 25 juta.
Bahkan untuk mendapatkan izin usaha pun kini semakin mudah karena dapat diproses melalui sistem pengajuan terpadu (OSS) online atau sistem perizinan usaha elektronik yang terintegrasi.
Lebih banyak wirausaha juga dapat berkontribusi terhadap pemerataan ekonomi. Misalnya, jika di daerahnya ada seorang pelajar yang ingin berwirausaha dan sukses, Bahlil berharap orang tersebut kembali ke daerahnya dan mengembangkan daerahnya sebagai wirausaha.
“Menjadi wirausaha pada sektor pertama bertujuan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi baru. Sehingga setelah lulus kuliah, ketika kembali ke daerah asal, perekonomian akan tumbuh. Tidak semua terkonsentrasi di Jakarta,” jelas Bahlil.
Selain itu, Bahlil juga memberikan nasehat kepada para mahasiswa bagaimana menjadi wirausaha. Menurutnya, wirausahawan hebat adalah wirausaha yang memulai dari bawah, naik ke atas, jatuh, lalu bangkit lagi.
“Jadi kalau minta saran saya, yang pertama harus berpikir besar, harus punya ide, dan harus mau mengimplementasikan ide tersebut. Jangan pernah berpikir untuk menjadi orang besar jika pola pikirmu kecil. Dan tidak. Orang dewasa mengambil risiko lebih sedikit. , jelas Bahlil.
“Orang-orang besar selalu berpikir besar, melakukan hal-hal besar, dan mengambil risiko besar,” lanjutnya.
Bahlil melanjutkan, nasehat selanjutnya adalah pengusaha harus mempunyai karakter, yakni harus mampu membedakan pendapatan pribadi dengan pendapatan perusahaan. Nasihat selanjutnya adalah wirausahawan harus berdedikasi dan jujur.
“Bisnis adalah kepercayaan, kepercayaan. Jadi apa yang telah Anda komitmenkan kepada teman-teman Anda, kepada kolega Anda, kepada pelanggan Anda, komitmen ini harus Anda tepati dan wujudkan,” lanjutnya.
Sementara itu, Ketua Nasional BEM PTNU se-Nusantara, Wahu Al Fajri mengucapkan terima kasih kepada Bahlil yang bersedia mengikuti kuliah umum dan berbagi ilmu.
“Ada sekitar 75 universitas di Indonesia. Yang hadir disini adalah generasi muda NU, yang hadir disini adalah mahasiswa Nahdliyin. Artinya menteri (Bahlil) berasal dari keluarga besar NU,” kata Wahu. (benda/budaya)