Jakarta –

Apendisitis adalah peradangan yang menyebabkan usus buntu atau sekum membengkak. Kondisi ini bisa disebabkan oleh banyak hal, salah satunya adalah kurang baik dalam mengunyah makanan.

“Ada banyak hal yang bisa menyebabkan penyakit usus buntu, salah satunya adalah tinja yang keras yang bisa disebabkan oleh tidak mengunyah makanan dengan benar sebanyak 36 kali,” kata dr. Made Agus Dwianthara Sueta, SpB, Subsp BD(K), dalam diskusi online bersama Kementerian Kesehatan RI, Minggu (25/8/2024).

Jika seseorang jarang mengunyah dengan benar, kata Dr. Agus, perutnya bekerja lebih keras dari biasanya. Akibatnya, satu hingga 0,5 persen makanan yang dikonsumsi tidak terpakai oleh lambung, kemudian masuk ke usus halus dan menyebar ke sana.

Meski demikian, mengunyah dengan benar bukan berarti tidak ada risiko terjadinya radang usus buntu, karena usus buntu masih bisa mengeras. Pasalnya, enzim yang bekerja di sistem pencernaan mungkin tidak bekerja 100 persen.

“Jadi kelompok usia yang paling banyak terkena penyakit usus buntu adalah orang dewasa. Namun bukan berarti anak kecil dan orang dewasa tidak bisa terkena, semua orang bisa terkena,” kata dr. Agus.

Masih ada kehidupan orang dewasa yang bekerja tanpa bayaran, kata Dr. Agus, orang cenderung cepat makan karena banyak pekerjaan.

Benda padat masuk dan menyumbat sekum. Akibatnya, cairan yang keluar dari sekum tidak bisa keluar karena tersumbat dan usus membesar dan meradang.

Ketika usus buntu meradang, maka akan berdampak pada organ di sekitarnya. Ini menyebabkan gejala pada pasien.

Karena situasi ini, dia pun memanggil Dr. Agus di Tanah Air harus makan enak agar terhindar dari radang usus buntu. Misalnya, kunyah dengan baik, luangkan waktu saat makan, dan dengarkan baik-baik saat makan. Tonton video “Ahli Saraf: 90% Stroke Dapat Dicegah” (suk/suk).

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *