Karangasem –

Dalam kehidupan masyarakat Bali, arak tidak hanya digunakan sebagai minuman keras, tetapi juga dalam ritual agama Hindu. Arak khususnya di Merit dilindungi oleh Ida Bhattar Arak Api. Arak merupakan minuman fermentasi dan sulingan yang dibuat secara tradisional dari bahan baku lokal dan diturunkan secara turun temurun melalui proses fermentasi dan penyulingan. Di Bali, arak biasanya dibuat dari ental atau lontar, kelapa atau jacaki. Selain untuk alkohol, busur di Bali memiliki fungsi yang tidak terpisahkan dalam ritual agama Hindu. Salah satu daerah yang masih melestarikan proses tradisional pembuatan arak adalah Banjar Dinas Merita yang terkenal dengan minuman anggur pedasnya yang khas. Mata pencaharian sebagian besar masyarakat bergantung pada produksi arak. Kepala Desa Laba Sari Gede Nyoman Geria mengatakan, proses pembuatan arak di Banjar Merita erat kaitannya dengan Ida Bhatara Arak Geni atau Ida Bhatara Arak Api yang sangat suci dan dihormati sebagai pelindung para produsen arak.

Para petani di Merit sangat percaya dengan kesaktian Ida Bhatara Arak Api yang diyakini tinggal di didiya. Ida Bhatara Arak Api dipercaya sebagai pelindung dan dermawan para produsen arak di Merit. Setiap kali diadakan upacara adat seperti Ngusaba Dangsil pada bulan purnama keenam (sekitar bulan Desember) dan Ngusaba Ayu pada bulan purnama Kedasa (sekitar pertengahan bulan Maret) menurut penanggalan Bali, Ida Bhatara Arak Api diundang atau diantar ke sana. kuil Puse. “Ida Bhatara Arak Api dinyanyikan di salah satu dadiya. Kalau sudah selesai upacara, warga akan berbaris menuju Pura Puse. Apalagi kalau ada Ngusaba Dangsil dan Ngusaba Ayu, Ida Bhatara akan tedun (datang),” ujarnya Gerita. Menurut Gede Geria, sebelum memulai proses pembuatan arak, masyarakat Merita meletakkan canang dan sesajen lainnya di dapur dan di atas kompor. Kalau ada hari istimewa atau rayan, biasanya warga menawarkan segehan atau untung dan tipat kelan. Kemurahan hati Ida Bhatari Arak Api membuat terkadang para petani anggur di Merit menerima arak merah (barak arak) dan arak hitam (selem arak) dalam proses penyulingan (mumpunin). Gede Geria mengatakan, satu dari seratus penduduk bisa meminum arak barak dan arak selem. Bahkan, warga tidak bisa dengan sengaja membuat kedua jenis tuak tersebut karena merupakan pemberian Ida Bhatara kepada Arak Api. Ketika produsen arak menerima barak arak dan selem arak, mereka harus melakukan upacara mekaru dengan ayam. “Produsen Arak yang mendapatkan arak barak dan selem sangat jarang, bisa satu dari seratus. Dan ketika mendapatkan kedua jenis arak tersebut, pasti akan diajak bermain-main dengan ayamnya,” kata Geria. Akbar Barak dan Akak Selem sering dimanfaatkan warga untuk mengobati penyakit tertentu. Warga juga menyimpan wine dalam wadah dan membagikannya kepada masyarakat saat dibutuhkan untuk obat. Selain itu, masyarakat Merita juga meyakini bahwa produsen arak dilarang membuat arak oplosan karena akan membuat marah Ida Bhattar Arak Api dan akan mendapat hukuman yang tidak terlihat. Lihatlah permata tersembunyi Bali: Kopi santai di bebatuan Karang Bom (wanita/wanita)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *