Jakarta –

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapat pagu anggaran tahun 2025 sebesar Rp75,63 triliun, turun signifikan dari usulannya sebesar Rp212,58 triliun. Kondisi ini membuat alokasi kepada instansi yang berada di bawah naungannya juga berkurang, termasuk Badan Pembangunan Infrastruktur Daerah (BPIW).

Menteri PUPR BPIW Yudha Mediawan mengatakan pihaknya mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 92,8 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut jauh dari cakupan yang diusulkan untuk kebutuhan BPIW sebesar Rp 209,85 miliar.

BPIW mendapat alokasi pagu sebesar Rp92,8 miliar sesuai surat Menteri Keuangan PUPR kepada Menteri Keuangan dan Pak PPN Bappena tertanggal 29 Mei 2024. Usulan. Perlu ada plafonnya,” kata Yudha, dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komite V DPR RI bersama Eselon 1 Kementerian PUPR, di Senayan, Jakarta, Senin (2/9/2024).

Kesenjangan anggaran lebih dari separuh kebutuhan. Yudha memperkirakan, kondisi ini menyebabkan beberapa kegiatan tidak bisa masuk dalam pagu anggaran. Kegiatan tersebut meliputi penyusunan rencana pembangunan infrastruktur daerah terkait kawasan prioritas.

Yudha juga mencontohkan, di wilayah Sumatera dan Kalimantan misalnya, diperlukan dana sekitar Rp 36 miliar untuk penyiapan rencana pengembangan kawasan prioritas seperti Transit Oriented Destination (TOD) di Metropolitan Mebesarro, sebuah kota industri. daerah. Di Sei Mangkei-Kuala Tanjung, atau kawasan perkotaan Sei Like dan Trading.

Selain itu, terdapat koridor jalan Pekanbaru-Dumai dan permukiman di sekitar kawasan industri Dumai, kawasan Candi Muaro Jambi dan sekitarnya, kawasan perkotaan Bandar Lampung, kawasan pemukiman di sekitar lintas batas negara (PLBN) Labang, dan kawasan industri Batulicin.

Pak Yudha mengatakan, “Jadi ini rencana pembangunan daerah yang ditunda karena ada kesenjangan dalam ketentuan anggaran, jadi mungkin ada kegiatan yang akan dilaksanakan nanti.

Untuk Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara diminta anggaran sebesar Rp 24,95 miliar dengan mengutamakan wilayah laut utara Pulau Jawa dan pesisir Bali merupakan wilayah prioritas terkait masalah ketahanan pangan. Kepulauan Nusa Tenggara.

Sementara di Sulawesi, Maluku, dan Papua, anggaran juga memprioritaskan kegiatan food center untuk mendukung IKN antara Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, dan Gorontalo.

Berikutnya Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (NSTA) di Banda Neira, serta KPPN di Manusela-Masohi, serta Kawasan Industri Makanan di Mappi, Merauke, Keerom di Papua dan kawasan sekitar KPP DOB Papua.

Penyusunan rencana ini bertujuan untuk mengkaji potensi manfaat dan tantangan penyediaan infrastruktur PUPR baik dalam jangka panjang maupun menengah di wilayah prioritas untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut, jelas Yudha.

Terakhir, masih dibutuhkan sekitar Rp 18 miliar untuk pelaksanaan proyek infrastruktur terkoordinasi PUPR guna mendukung strategi nasional penanggulangan kemiskinan ekstrim, stagnasi, pengembangan kawasan wisata, struktur perkotaan, pengembangan kawasan industri strategis. . Menyiapkan pula kebijakan dan strategi pengembangan infrastruktur PUPR.

Sebagai tambahan informasi, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebelumnya mengusulkan tambahan anggaran sebesar Rp61,31 triliun untuk kebutuhan pembangunan infrastruktur pada tahun 2025. Ada dua fokus pembangunan pada tahun depan, yakni ketahanan pangan dan energi.

Basuki menjelaskan, dari sisi ketahanan pangan, Kementerian PUPR ditugaskan untuk mengembangkan sawah dengan membuat irigasi. Perintah tersebut tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 24 Tahun 2024 tentang perubahan Keputusan Presiden No. 27 Tahun 2020 Kementerian PUPR.

“Jadi, Perpres baru sudah mencetak bidang-bidang yang menjadi tugas Kementerian PUPR, jadi kami usulkan tambahan anggaran dari 75 triliun (pagu anggaran) menjadi 136 triliun, sebelumnya diajukan Rp 61 triliun, dulu untuk ketahanan pangan. jaringan irigasi dari “Bendungannya sudah selesai. Untuk memanfaatkan airnya, kita harus membangun jaringan irigasinya,” ujarnya saat ditemui di gedung DPR RI, Rabu (28/8/2024).

Secara keseluruhan, Kementerian PUPR mengusulkan tambahan anggaran tahun 2025 sebesar Rp 136,95 triliun. Sedangkan anggaran tahun 2025 yang dialokasikan ke Kementerian PUPR hanya Rp 75 triliun.

Secara rinci, usulan penambahan anggaran Kementerian PUPR adalah, pertama, untuk mendukung ketahanan pangan dan energi serta penyediaan air baku dan bendungan sebesar Rp18,89 triliun.

Kedua, menyelesaikan pembangunan jalan rusak menuju bandara IKN dan jembatan senilai 22,190 miliar USD. Ketiga, untuk pembangunan kantor Kementerian dan SPAM di IKN serta penataan kawasan pemukiman sebesar Rp12,71 triliun.

Keempat, penyelesaian bantuan perumahan dan PSU bidang perumahan sebesar Rp7,5 triliun. (sc/das)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *