Jakarta –
Program makan gratis bergizi yang diusulkan Presiden terpilih Prabowo Subianto dapat dibayarkan secara tunai kepada lembaga pendidikan. Diresmikan oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa.
Banyak sekolah memiliki program serupa, sehingga diperlukan pilihan lain, katanya. Meski dibayar tunai, pemerintah akan mengontrol nilai gizi makanan yang diberikan.
“Kalau sekolah punya fasilitas untuknya, apakah seragamnya cukup? Misalnya kita memberi uang. Misalnya di pesantren mereka masak, mereka sudah punya, mungkin kita kasih (dalam bentuk uang), tapi kalorinya harus berapa, standar gizinya bagaimana,” ujarnya Rabu (21/ 08/2024) rapat di Kompleks DPR Jakarta Pusat di Senayan.
Menurutnya, standar gizi menjadi hal penting dalam pelaksanaan program ini. Kebutuhan gizi masyarakat Indonesia pada usia tertentu kini menjadi perhatian utama, ujarnya.
Sejauh ini, pemerintah telah mendata sekitar 16 juta calon penerima program makanan gratis bergizi tersebut. Diantaranya adalah ibu hamil, anak sekolah, dan santri pesantren.
Program ini akan disiarkan 5 kali seminggu. Menurut Suharso, program ini tidak hanya baik untuk tumbuh kembang anak, namun juga dapat mengembangkan perekonomian masyarakat.
“Tapi kita lihat minimal Rp 15.000 misalnya ya? Sekarang kita memiliki 15,9 juta orang. Sekitar 16 juta orang, termasuk ibu hamil, anak sekolah, dan anak di pesantren diberikan 5 kali sehari, tutupnya (il/rrd)