Jakarta –

Meningkatnya konflik antara Israel dan Iran telah mengganggu rantai pasokan sejumlah komoditas global. Termasuk minyak dan gas alam (minyak bumi dan gas alam) untuk urea yang merupakan bahan baku pupuk.

Transformasi Bisnis SVP PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) Visnu Ramadani mengatakan Timur Tengah merupakan salah satu pemasok energi terbesar ke Eropa dan Rusia. Pada saat itu, industri pupuk terpukul karena keduanya merupakan produsen utama komoditas fosfat.

“Saat itu dunia sedang melanda kita, harga naik berkali-kali lipat. Harga sangat tidak masuk akal, permintaan konstan, pasokan terbatas. Dan saya ingat akhir tahun itu musim dingin. Eropa,” kata Wisnu di konferensi pers Selasa (30/4/2024) di Menteng, Jakarta Pusat.

Menurut dia, dengan melihat kondisi tersebut, ketegangan di Timur Tengah yang terjadi saat ini menimbulkan kondisi yang sedikit berbeda. Menurut dia, dampak konflik Israel-Iran tidak begitu terasa terhadap industri pupuk.

Ia menjelaskan: “Sekarang bagaimana dengan konflik di Jazirah Arab yang kemarin dibicarakan? Iran juga merupakan pemasok urea. Namun karena embargo kemarin, produknya berpindah ke penjual pihak ketiga. Itulah yang terjadi di pasar.”

Sejauh ini, pemanasan di Timur Tengah belum memberikan dampak signifikan terhadap kondisi geopolitik. Menurut dia, pasokan bahan baku pupuk dan energi masih mencukupi.

“Sekarang pasokannya turun, tidak, masih normal karena sudah terbiasa dengan negara yang embargo,” ujarnya. “Mereka sudah punya cara sendiri dalam menjual produknya.”

Namun, dia belum bisa memastikan seperti apa kondisinya jika kondisi hangat di kemudian hari. Di sisi lain, satu hal yang patut diwaspadai datang dari kawasan Asia-Pasifik sendiri.

“Terakhir, ada masalah dengan Tiongkok yang mulai membuka jalur ekspornya. Efeknya membanjiri pasar Asia-Pasifik. Sekarang harga sedang tren, dan harga secara umum turun, itu gambarannya,” kata Wisnu.

Sebagai informasi, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahl Lahadalia sebelumnya mengatakan, jika harga bahan baku pupuk mahal, sebaliknya jika tidak tersedia di Indonesia maka bahan bakunya harus bersumber dari luar negeri.

Menurut dia, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan bahan baku dari luar negeri adalah dengan membeli.

“Kalau ditanya pendapat saya pribadi, menurut saya sebaiknya dijadikan alternatif, menurut saya bahan baku pupuk kita mahal dan kita tidak punya, dan kita impor, jadi menurut saya tidak ada. menyakiti. Dapatkan dari luar, paling baik beli,” ujarnya di kantornya, Jakarta, Senin (29/4/2024). (shc/das)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *