Ibukota Jakarta –

Ensign InfoSecurity telah merilis laporan mengenai kondisi keamanan dan ancaman siber di Asia, termasuk Indonesia. Laporan ini memuat beberapa penelitian menarik mengenai ancaman siber yang akan berdampak pada bisnis dan perusahaan di Indonesia pada tahun 2023.

Head of Consultant Ensign InfoSecurity Indonesia Adithya Nugraputra mengatakan, sektor teknologi, media, dan telekomunikasi (TMT) saat ini menjadi target serangan siber nomor satu di Indonesia, menggantikan sektor publik yang dulu ia pimpin.

“Banyak perusahaan teknologi, media, dan telekomunikasi yang melakukan merger dengan bisnis lain,” kata Adithya saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (15 Mei 2024). Sekarang kita beralih ke digital setelah COVID-19, semuanya harus digital, didigitalkan. “.

“Jadi kami benar-benar melihat peningkatan perusahaan teknologi ini akibat serangan atau aktivitas siber,” ujarnya.

Ensign juga menemukan bahwa sektor-sektor seperti keuangan, pemerintahan, energi, dan manufaktur termasuk di antara lima sektor teratas di Indonesia yang paling banyak menjadi target peretas.

Ada berbagai cara bagi peretas untuk membobol sistem keamanan perusahaan, namun pilihan nomor satu di Indonesia adalah kekerasan. Metode ini menggunakan upaya berulang kali untuk memecahkan kata sandi, kredensial login, dan kunci rahasia untuk mendapatkan akses ke akun pengguna atau jaringan organisasi.

Laporan Ensign juga mengomentari peretasan pemain dan organisasi di Indonesia. Beberapa dari mereka adalah penyerang seperti Bjorka, yang menjadi berita utama, dan kelompok yang disponsori oleh negara lain seperti APT33 yang didukung Iran.

Jenis serangan yang paling umum adalah ransomware. Tidak mengherankan, 42% dari seluruh serangan dunia maya ditujukan untuk tujuan tebusan atau pemerasan, diikuti oleh pemasaran lalu lintas (38%) dan pemasaran data (8%).

“Hal ini menunjukkan bahwa ransomware masih relevan dan tetap menjadi salah satu ransomware yang paling umum digunakan oleh penyerang,” kata Adithya. Karena prestasinya dan manfaatnya bagi mereka.” Saksikan video “Indonesia bisa menekan kerugian hingga Rp 1,3 triliun melalui e-learning” (vmp/fay)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *