Jakarta –
Belakangan ini heboh atas tindakan peternak dan pengumpul susu di Pasuruan, Jawa Timur, yang membuang susu sapi perah. Tindakan dumping susu ini menimbulkan protes karena susu yang dihasilkan sapi tersebut tidak diambil oleh Industri Pengolahan Susu (DPI).
Menanggapi hal tersebut, Menteri Koordinator Pangan Zulkifli Hassan buka suara soal pembuangan susu tersebut.
Saat ditanya mengenai penderitaan para peternak dan pengepul sapi, Julhas mengalihkan pembicaraan ke isu ketahanan pangan. Awak media pun menanyakan hal ini kepada Julha, namun ia hanya mengatakan akan mengetahuinya.
“Apa?” (Soal nasib peternak yang boros susu pak) Ya, untuk saat ini saya akan mencari fakta lain dulu, kata Julah di Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (11/11/2024).
Tercatat lebih dari 200 ton susu segar harus dibuang setiap harinya Peternak terpaksa membuang susu segar yang dihasilkan karena tidak terserap dan dibeli oleh IPS. Ketua Dewan Susu Nasional Tegu Boydiana menilai sangat tidak manusiawi jika Industri Pengolahan Susu (DGP) tidak menerima susu segar produksi peternak. Pengabaian tersebut merupakan penolakan atas komitmen IPS sebelumnya yang menyerap dan membeli susu segar yang diproduksi oleh peternak sapi perah rakyat.
“Menolak membeli susu segar dari peternak sapi perah rakyat merupakan tindakan yang menambah penderitaan peternak sapi perah rakyat dan tidak pernah mendapatkan nilai dari susu segar yang dihasilkannya,” kata Teguho dalam keterangan tertulis yang dilansir CNBC Indonesia. 11-2024 11).
Sementara itu, Menteri Pertanian (Mentan) Andy Amran Sulaiman mengadakan rapat koordinasi Kementerian Pertanian dengan perwakilan produsen susu. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Bai Aji Handyanto, seorang peternak sapi perah dan pengepul asal Pasurua yang karyanya viral. Direktur Eksekutif Asosiasi Industri Pengolahan Susu (AIPS) Sunny Effendi turut hadir.
Menurut Amran, hal ini disebabkan adanya permasalahan kualitas pada susu sapi lokal. Oleh karena itu, ke depan akan ada kerja sama dan petani akan diinstruksikan untuk memastikan produk mereka memenuhi standar kualitas, kata Amran.
Senin (11/11/2024) di Gedung Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Amran mengatakan, “Kami sudah rapat antara pihak industri dan peternak, ketiga pengepul sepakat soal perdamaian dan sebagainya.”
Sementara itu, Bay menjelaskan, kualitas susu lokal sebenarnya sudah memenuhi standar nasional Indonesia (SNI). Hanya saja kualitas susu impor lebih tinggi dibandingkan susu lokal
Jadi rata-rata susu masyarakat Indonesia dihitung dari total padatan, standar mutunya SNI 11,5. Dalam gram rata-rata yang kita kirim ke industri pengolahan susu adalah 12,5-12,8. Tapi kalau dibandingkan dengan impor, kualitasnya bisa lebih tinggi. dari 13. Kemungkinan besar efeknya final akan jatuh pada produk, jika 12,5 untuk 1 liter maka dapat hanya 5 produk, jika ada 13, “Bisa jadi enam produk,” kata Bay.
Tonton Juga Video: Wakil Ketua DRP Tanggapi Viral Petani yang Buang Susu Sapi
(naik/naik)