Jakarta –
Indonesia, sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, mempunyai tantangan besar dalam membangun dan menyediakan infrastruktur digital, terutama di daerah tertinggal, perbatasan, dan terpencil. Situasi ini menciptakan kesenjangan yang menghambat pemerataan akses terhadap informasi, pendidikan, dan peluang ekonomi.
Untuk mengatasi disparitas tersebut, pemerintah Indonesia melalui Badan Akses Informasi dan Telekomunikasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi dan Digital juga berupaya mendorong kesetaraan ekosistem digital melalui proyek Palapa Ring.
Berdasarkan laman resmi prb.net.id, Palapa Ring menyediakan jaringan backbone di 57 wilayah 3T melalui jaringan fiber optic dan saluran radio microwave. Dengan cara ini, penyedia layanan Internet, baik penyedia lokal maupun penyedia lokal nasional, dapat membangun jaringan akses lokal berkecepatan tinggi. Proyek ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu Palapa Sabuk Barat, Palapa Sabuk Tengah, dan Palapa Sabuk Timur.
Perjalanan Menuju Proyek Palapa Belt Barat
Pemerintah melalui Komdigi sebelumnya telah menunjuk PT Palapa Ring Barat (PRB) sebagai Unit Pelaksana Usaha (BUP) sebagai pelaksana proyek Jalur Palapa Ring Barat.
Per 2 Maret 2018, Palapa Belt Barat mulai beroperasi pada tiga proyek yang menghubungkan Sumatera, Kepulauan Riau, dan Kalimantan Barat. Total panjang kabel serat optik proyek ini adalah 2 ribu 119 km, dimana 1 ribu 718 km merupakan panjang kabel bawah tanah dan 401 km merupakan panjang kabel tanah.
Pada tahun 2016, pemerintah Indonesia menugaskan Moratelindo untuk melaksanakan proyek strategis nasional sekaligus menjadi pemenang tender Palapa Belt Barat. Pada bulan Maret 2018, proyek Palapa Belt Barat telah selesai dan mulai beroperasi.
Upacara pembukaan Proyek Palapa Belt dilaksanakan oleh Presiden ke-7 RI Joko Widodo pada 14 Oktober 2019 di Istana Negara. Ia berharap kehadiran Palapa Belt dapat mendorong perkembangan teknologi di seluruh Indonesia. Serta mendukung kesejahteraan dan kemajuan bangsa.
“Konektivitas digital ini harus kita manfaatkan untuk kepentingan dan kemajuan bangsa kita, mempererat persatuan, persaudaraan, serta memperkuat dan meningkatkan pendidikan kita untuk memfasilitasi kondisi yang menguntungkan bagi pertukaran dan penetrasi ilmu pengetahuan di seluruh pelosok nusantara,” kata Jokowi, Sabtu (23 November) dikutip dari situs Sekretariat Kementerian Luar Negeri.
Hingga saat ini, Proyek Palapa Belt Barat telah menyediakan jaringan backbone di 15 titik di wilayah Indonesia bagian barat, dengan rincian informasi 5 kota layanan dan 7 kota penghubung. Kehadirannya diharapkan dapat memberikan kemudahan akses internet dan sinyal yang konsisten kepada warga Dumai, Tarempa, Ranai, Singkawang dan sekitarnya.
Saksikan video “Akses Internet Perluas Pembelajaran Bagi Siswa SD Wilayah 3T” (anl/ega)