Jakarta –
Pembuat baterai kendaraan listrik Swedia, Northvolt, telah mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat (AS) untuk membiayai kembali utangnya. Pada saat yang sama, perusahaan berencana melakukan restrukturisasi bisnis, salah satunya dengan mengurangi jumlah karyawan.
Northvolt telah mengajukan perlindungan kebangkrutan berdasarkan Bab 11 dari Kode Kebangkrutan AS, juga dikenal sebagai Bab 11. Ini adalah bagian undang-undang kebangkrutan yang mengatur reorganisasi perusahaan berdasarkan hukum AS.
Dalam pernyataannya, tawaran tersebut muncul karena Northvolt menyatakan pihaknya memiliki dana sebesar US$30 juta atau Rs 476,25 (kurs Rs 15.875) untuk mendukung layanan selama sekitar satu minggu. Namun utang perusahaan ini sebesar 5,8 miliar dolar AS atau 92,07 triliun dolar AS.
“Posisi likuiditas Northvolt menjadi sangat buruk,” kata perusahaan itu dalam pengajuan Bab 11 di Pengadilan Kebangkrutan AS di Houston, dilansir Reuters pada Jumat (22 November 2024).
Untungnya, perusahaan tersebut mengatakan telah mendapatkan dana baru sebesar $100 juta untuk membantu proses kebangkrutan. Pinjaman baru ini merupakan bagian dari dukungan finansial hingga $245 juta untuk pendaftaran yang ditargetkan.
“Keputusan ini akan memungkinkan Northvolt untuk melanjutkan misinya membangun basis industri Eropa untuk pembuatan baterai,” kata ketua sementara Northvolt, Tom Johnston dalam sebuah pernyataan.
Northvolt, yang mempekerjakan 6.600 orang di tujuh negara, mengatakan pihaknya memperkirakan akan menyelesaikan restrukturisasi pada kuartal pertama tahun 2025.
Menurut laporan AFP, Northvolt berencana memangkas 1.600 pekerjaan atau 25% tenaga kerjanya. Perusahaan juga menghentikan ekspansinya karena kesulitan menghadapi biaya keuangan dan melemahnya permintaan. (buah ara/buah ara)