Jakarta –
Pakar penerbangan mengatakan asap yang merusak iklim yang ditinggalkan oleh pesawat jet dapat dengan mudah dibendung. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa Anda dapat mengeluarkan tenaga hanya dengan beberapa rupee per penerbangan.
Mengutip BBC, Kamis (21/11/2024), jejak atau jejak kondensasi jet telah memunculkan teori konspirasi liar tentang pengendalian pikiran dan penyebaran penyakit. Namun menurut para ilmuwan, masalah sebenarnya adalah efek pemanasan.
Para peneliti mengklaim bahwa jejak es ini melipatgandakan jumlah pemanasan yang disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil dalam penerbangan. Masalah ini pertama kali dibahas pada konferensi iklim PBB COP29 yang diadakan di Baku.
Jejak-jejak muncul di langit bagaikan kabut napas manusia di pagi yang dingin. Saat pesawat melewati udara sejuk dan lembab, contrails terbentuk ketika uap dari mesin mengembun pada sisa bahan bakar yang tidak terbakar di aliran pembuangan.
Meskipun penyebab jejak tersebut telah diketahui selama beberapa dekade, baru dalam beberapa tahun terakhir dampak pemanasan iklim akibat awan buatan manusia mulai diketahui.
“Awan ini menciptakan lapisan awan buatan yang memerangkap panas dari Bumi yang mencoba keluar ke luar angkasa,” kata Carlos López de la Osa, yang memimpin studi baru terhadap Badan Perlindungan Transportasi dan Lingkungan. keputusan.
“Secara kasar, jumlah pemanasan yang terkait dengan pelacak hampir sama dengan emisi karbon dari penerbangan,” tambahnya.
Teori konspirasi telah berkembang di sekitar jalur tersebut, dengan beberapa orang mengklaim bahwa jalur tersebut sebenarnya adalah “jalur kimia” yang mengandung zat kimia atau biologis.
Tujuan chemtrails adalah untuk memvaksinasi masyarakat, menyebarkan pandemi, atau mengendalikan pikiran masyarakat, menurut teori konspirasi.
Tonton video “Laporan video 120 ahli: Peringatan tentang risiko kesehatan akibat perubahan iklim” (msl/fem)