Jakarta –

Pada tahun 2025, pemerintah berhutang kepada Bank Indonesia (BI) sebesar Rp 100 triliun. Utang ini timbul dari pembagian beban dengan BI selama COVID-19.

Kewajiban tersebut tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tahun 2021, yang dikutip pada Selasa (29 Oktober 2024).

Berdasarkan dokumen tersebut, terdapat Surat Utang Negara (SBN) berupa Obligasi Negara seri Variable Rate (VR) (SUN) yang khusus dijual di pasar perdana kepada BI berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) II. dan SKB III. Dengan total nilai Rp 612,56 triliun. Jadi, batas waktu pelunasan utang negara ke BI dengan seri SUN VS adalah Rp 100 triliun pada tahun 2025.

Jangka waktu seri SUN VR pada tahun 2025 adalah Rp 100 triliun, kata laporan itu.

Pembayaran utang pemerintah jangka panjang kepada BI masing-masing akan meningkat menjadi Rp 154,50 triliun pada tahun 2026 dan 2027. Kemudian pada tahun 2028 menjadi Rp152,06 triliun dan pada tahun 2029 turun menjadi Rp51,50 triliun.

FYI: SKB merupakan komitmen pemerintah dan BI untuk menerapkan beban pembiayaan bersama untuk memerangi COVID-19, dengan BI bertindak sebagai proxy pembeli melalui SKB I.

Dalam SKB II, pemerintah langsung menjadi tempat yurisdiksi langsung. Pemerintah kini juga menjadi tempat langsung dalam SKB III, namun utamanya untuk kepentingan kesehatan dan kemanusiaan.

Kewajiban pemerintah hanya mewakili sebagian kecil dari total utang dan bunga yang harus dibayar pemerintah tahun depan. Secara keseluruhan, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat profil jatuh tempo utang negara mencapai Rp 800,33 triliun pada tahun 2025.

Diantaranya jatuh tempo SBN sebesar Rp705,5 triliun dan jatuh tempo pinjaman sebesar Rp94,83 triliun. Pembayaran utang pada tahun 2025 diperkirakan mencapai Rp 552,9 triliun.

“Maturity di sini pada tahun 2025, 2026, 2027 yang terlihat tinggi, tidak menjadi masalah selama persepsi APBN terhadap kebijakan fiskal “ekonomi dan politik tetap sama”, Kamis (6 Juni).

Tonton videonya: BI rate 6%: Pertumbuhan ekonomi stabil dan menguat

(Bantuan/Gambar)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *