Jakarta –

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN edisi April melaporkan hasil bea cukai dan penerimaan Maret 2024. Bea cukai dan ekspor sebesar Rp 69 triliun, turun 4,5% dibandingkan tahun lalu (year to year). ) / tahun).

Sri Mulyani mengatakan penurunan ini disebabkan oleh menurunnya produksi tembakau. Dampaknya, pajak rokok turun 7,3%. Sebab, produksi (tembakau) November-Desember turun 1,7%, dan kebijakan pengendalian rokok, kata Sri Mulyani.

Laporan pendapatan Maret 2024 menunjukkan penurunan 4,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 69 triliun. Penyumbang utama penerimaan pajak adalah cukai hasil tembakau (CHT) dan terus mengalami penurunan sebesar 7,3% dibandingkan Maret 2024. Penurunan ini dilaporkan disebabkan oleh menurunnya produksi rokok akibat kenaikan cukai pada tahun 2024. periode 2023 – 2024.

Direktur Pusat Industri, Perdagangan, dan Investasi Lembaga Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (INDEF) Andry Satrio Nugroho menjelaskan kenaikan pembayaran pajak yang mencapai dua digit sejak pandemi tidak memberi peluang bagi perusahaan untuk bernapas. meningkatkan. kinerjanya, sehingga mengurangi produksi. Terutama salah satu perusahaan 1 yang memberikan kontribusi besar terhadap dana pemerintah, namun mengalami penurunan produksi yang cukup signifikan.

“Kalau kita lihat kinerja tahun lalu, sepertinya (pajak) ini berdampak pada pendapatan pemerintah. Selain itu, saya tegaskan kenaikan pajak ini tidak ada prosedur bakunya, sehingga para pemain di sektor tersebut Perusahaan sendiri khawatir, ketika tarif cukai ini ditetapkan, apakah itu nomor tunggal atau nomor ganda,” kata Andry dalam keterangannya yang ditulis, Jumat (10/5/2024).

Dia mengatakan, kenaikan tagihan pajak akan dilakukan dengan cara yang standar, misalnya memperhitungkan pertumbuhan ekonomi atau inflasi dan aspek kesehatan lainnya, misalnya 1%. Saat ini, ia menegaskan tidak ada keterkaitan antara sistem perekonomian, seiring dengan meningkatnya nilai standar jumlah pajak. Dalam kondisi saat ini, kenaikan pajak harus dilakukan dengan cara yang sama.

“Ini yang menurut saya perlu dikoordinasikan. Kenaikan pajak dua tahun sekali ini harusnya ada prosedur yang adil dan sesuai standar. Jadi ini yang perlu kita serukan, agar pemerintah bisa membuat standar sistem dalam hal cukai. ,” dia berkata.

Andry menegaskan, pemerintah harus mengambil langkah komprehensif untuk mengurangi risiko yang akan timbul dalam pelaksanaan IHT, terutama yang berdampak pada kepatuhan pelayanan.

“Dengan semakin menurunnya manfaat IHT maka dampaknya akan lebih banyak dirasakan oleh para pekerja, terutama pekerja di sektor IHT, petani tembakau dan juga cengkeh. Bagaimana cara mendapatkan uang negara dari pajak,” tegasnya.

Andry juga mencontohkan dampak kenaikan cukai dan meningkatnya jumlah rokok ilegal. Tingginya tarif cukai, seperti dia, membuka praktik rokok ilegal lainnya yang peredarannya kini sangat terbatas. Banyak perdagangan tembakau ilegal dilakukan di depan umum.

“Salah satu alasan konsumen mencari rokok ilegal karena mencari rokok yang murah. Saat ini harga rokok sangat tinggi dan kenaikan tarif yang tinggi, kata Andry.

(peluru/baji)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *