Jakarta –
Viral nasehat untuk tidak minum teh untuk anak. Hal tersebut terlihat pada template Instagram story dari dokter anak bernama dr Jati Kusuma, SpA yang dibagikan banyak warganet.
Templat tersebut menunjukkan resep dokter yang merekomendasikan untuk tidak memberikan teh kepada anak-anak. Konon teh mengganggu penyerapan zat besi yang sangat dibutuhkan anak-anak.
Kandungan zat besi erat kaitannya dengan perkembangan otak, kecerdasan, konsentrasi, penurunan risiko anemia dan peningkatan kekebalan tubuh. Jadi pertanyaannya adalah, bagaimana dengan orang dewasa?
Ahli gizi klinis dr Raisa E Juanda, MGizi, SpGK, AIFO-K, FINEM menjelaskan, teh mengandung senyawa tanin yang mampu mengikat zat besi. Hal ini dapat mengganggu penyerapan zat besi dari makanan oleh tubuh.
Menurut Dr Raise, tubuh anak-anak dan orang dewasa sebenarnya bereaksi sama terhadap kehadiran tanin. Namun, karena anak-anak masih dalam masa pertumbuhan, mereka lebih rentan terkena anemia dan stunting.
Orang dewasa memiliki respon dan kondisi tubuh yang “lebih kuat” dibandingkan anak-anak ketika minum teh setelah makan. Artinya, efek tanin pada orang dewasa tidak sebesar pada anak-anak, asalkan konsumsinya tetap dalam batas wajar.
“Ini juga mempengaruhi IQ anak.” Selain itu, anak yang kekurangan zat besi biasanya lebih mudah terserang penyakit karena daya tahan tubuhnya melemah,” jelas dr Raisa saat dihubungi detikcom, Rabu (10/9/2024).
Meski begitu, dr Raisa mengatakan orang tua tidak perlu memberikan teh sepenuhnya kepada anak. Selama teh tidak diberikan bersamaan dengan makanan kaya zat besi, seperti daging merah, sayuran hijau, dan kacang-kacangan, maka tetap diperbolehkan.
Teh keruh dengan sedikit tanin, seperti teh hijau, juga bisa menjadi pilihan. Teh dapat diberikan kepada anak paling lambat 1-2 jam setelah makan.
“Untuk meningkatkan penyerapan zat besi, Anda bisa memasukkan makanan dengan kandungan vitamin C yang tinggi, seperti jeruk, kiwi, dan stroberi,” ujarnya. Simak Video: IDAI Sebut Anak Gemuk Bukan Berarti Sehat (avk/kna)