Jakarta –

PT Toyota Astra Motor (TAM) meminta pemerintah Indonesia belajar dari Thailand dalam penerapan insentif mobil hybrid. Menurut mereka, Negeri Gajah Putih sudah berada pada jalur yang tepat dalam hal mobil ramah lingkungan.

Assistant General Manager Marketing Planning PT TAM, Resha Kusuma Atmaja mengatakan, keputusan pemerintah Thailand mempromosikan mobil hybrid berbasis emisi sudah tepat. Sebab, bagaimanapun juga, hasil dari mobil ramah lingkungan adalah berkurangnya emisi.

“Negara-negara tetangga sudah berencana menerapkan pajak berdasarkan emisi karbon seperti Thailand. Mereka sudah mulai merencanakannya, sehingga mereka bisa melihat berapa banyak karbon yang mereka keluarkan dan berapa pajak yang akan mereka bayarkan,” kata Resha saat ditemui di Jakarta Pusat.

“Ini mendorong atau mendukung pemerintah menuju zero carbon, menurut kami di Toyota,” ujarnya.

Resha secara tidak langsung berharap pemerintah bisa mencontoh langkah Thailand dalam menerapkan insentif kendaraan ramah lingkungan. Jadi, selain dijual, mereka juga bisa melihat seberapa ‘bersih’ sebuah mobil dari segi emisi gas buangnya.

“Harapannya begitu, melihat ke belakang, kita ingin mengurangi emisi karbon dengan banyak cara. Oleh karena itu, kita berharap pemerintah juga bisa mendukung zero carbon net ini,” ujarnya.

“Ini juga menjadi insentif bagi pelaku usaha untuk mengurangi karbon. Kalau itu terlaksana berarti kita punya usaha bersama, perlu adanya percepatan, salah satunya melalui promosi kendaraan,” ujarnya.

Seperti diberitakan detikOto sebelumnya, pemerintah Thailand akan memberikan insentif tambahan untuk pembelian mobil hybrid. Jika sebelumnya pajaknya 11 persen, maka pada 2028 hingga 2035 akan diturunkan menjadi 6-9 persen, tergantung berapa banyak emisi yang dihasilkan.

“Dalam lima hingga 10 tahun ke depan, mayoritas penjualan akan berasal dari kendaraan hybrid dan listrik. Langkah-langkah untuk mendukung kendaraan hibrida diperlukan untuk mendorong investasi berkelanjutan di negara ini,” kata Narit Therdsteerasukdi, Sekretaris Jenderal Dewan Investasi Thailand.

Namun, tidak semua produk dan produsen menikmati promosi ini. Sebab, seperti di Indonesia, banyak syarat yang harus dipenuhi. Berikut ringkasannya:

1. Aturan berlaku mulai tahun 2028 hingga 2035

2. Insentif hanya tersedia bagi produsen dengan investasi minimal 3 miliar baht atau Rp 1,3 triliun selama empat tahun berturut-turut mulai tahun 2024.

3. Kendaraan harus memenuhi peraturan tingkat kandungan lokal atau biasa disebut TKDN di Indonesia

4. Mobil harus dilengkapi dengan teknologi keamanan dan keselamatan sebagai standar produk.

Kebijakan promosi kendaraan hybrid bertujuan untuk menarik investasi sekitar 50 miliar baht atau Rp 22,6 triliun. Langkah-langkah yang diambil BOI diharapkan dapat memperkuat posisi Thailand sebagai pasar utama kendaraan hibrida di Asia. Tonton video “Rasakan hybrid di Wuling New Almaz RS Pro Hybrid” (sfn/dry)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *