Jakarta –

Pada Senin (2/9/2024) Amerika Serikat (AS) mencegat pesawat Presiden Venezuela Nicolás Maduro. Tertangkap karena pembelian tidak sah.

ABC News, Kamis (5/9/2024) Mulai Kamis (5/9/2024), penyelidikan yang dipimpin Homeland Security Investigations (HSI) menemukan bahwa sebuah pesawat yang membawa presiden Venezuela itu berada di Republik Dominika.

Menurut Departemen Kehakiman, pesawat yang dibeli dari sebuah perusahaan di Florida adalah Dassault Falcon 900EX. Namun, pesawat tersebut diekspor secara ilegal dari AS ke Venezuela melalui Karibia pada April 2023.

Pesawat tersebut sering digunakan dalam perjalanan internasional Maduro dan terbang ke pangkalan militer di Venezuela. Pesawat tersebut sebelumnya juga terlihat dalam foto kunjungan kenegaraan Maduro.

Pemerintah AS kemudian menyita pesawat tersebut dan langsung menerbangkannya ke Florida pada Senin (2/9/2024). Menurut laporan, Presiden Maduro tidak berada di pesawat saat itu.

Pagi ini, Departemen Kehakiman menyita sebuah pesawat yang dibeli secara ilegal oleh perusahaan cangkang senilai US$ 13 juta (sekitar Rp 201 miliar) dan diselundupkan ke luar Amerika untuk Nicolás Maduro dan rekan-rekannya, kata Jaksa Agung Merrick. Karangan bunga dalam sebuah pernyataan.

“Departemen akan terus melakukan pelanggaran terhadap sanksi dan kontrol ekspor kami untuk mencegah mereka menggunakan sumber daya AS untuk melemahkan keamanan nasional AS,” kata pernyataan itu.

Menurut Agen Khusus HSI Miami Anthony Salisbury, penyitaan pesawat tersebut merupakan langkah positif bagi HSI. Mereka bekerja sama dengan mitra lokal dan internasional untuk memerangi transaksi ilegal ini.

Mengutip CNN, Presiden Republik Dominika Luis Abinador mengatakan pesawat yang disita Amerika Serikat tidak terdaftar atas nama pemerintah Venezuela. Melainkan didaftarkan atas nama perorangan.

Menteri Luar Negeri Republik Dominika, Roberto Alvarez, juga mengatakan, Kejaksaan Agung Republik Dominika telah mendapat perintah untuk membekukan penerbangan tersebut sejak Mei lalu. AS meminta untuk membekukan pesawat tersebut agar bisa menemukan bukti aktivitas ilegal seperti penipuan, penyelundupan, dan pencucian uang.

Sebaliknya, pemerintah Venezuela menyebut penyitaan pesawat tersebut merupakan pembajakan. Mereka juga menuduh Washington semakin agresif terhadap pemerintahan Maduro setelah sengketa pemilihan presiden Juli lalu.

“Sekali lagi, pihak berwenang AS, dalam praktik kriminal yang tidak bisa disebut selain pembajakan, secara ilegal menyita pesawat yang digunakan oleh Presiden Partai Republik dan membenarkan tindakannya sebagai tindakan ilegal dan sepihak di dunia,” pernyataan tersebut dikatakan.

“Amerika Serikat telah menunjukkan bahwa mereka menggunakan kekuatan ekonomi dan militernya untuk mengintimidasi dan menekan negara-negara seperti Republik Dominika agar terlibat dalam kejahatannya. Patuhi hukum yang kuat,” katanya.

Sebelumnya, Maduro dan sekutunya disebut-sebut melakukan kecurangan dalam hasil pemilu 28 Juli lalu.

“Selama sebulan terakhir, seperti yang ditunjukkan oleh beberapa sumber independen, Maduro dan perwakilannya telah memutarbalikkan hasil pemilihan presiden 28 Juli, secara keliru mengklaim kemenangan dan melakukan pernyataan luas untuk tetap memegang kekuasaan,” kata Juru Bicara Keamanan Nasional AS Dewan. Saksikan video “Pesawat kepresidenan Venezuela disita AS karena dibeli secara ilegal” ( wkn/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *