Jakarta –

Usaha produsen batik Pekalongan Zialova Batik membuahkan hasil manis untuk mengembangkan usahanya. Pasalnya, UMKM tersebut dinilai berhasil memanfaatkan pasar tradisional atau online dengan membuka toko online di dalamnya.

Perjalanan bisnis yang dimulai pada tahun 2017 ini tidak lepas dari bantuan permodalan KUR BRI. Noor Afidat Al Azim, pemilik Zialwa Batik, mengaku memulai usahanya sebagai reseller. Dia dulunya adalah seorang pembantu rumah tangga. Saat itu penjualan online belum terlalu ramai sehingga ia mencoba membuka toko online di pasar tersebut.

Zialova Batik menjual berbagai macam produk yang memenuhi kebutuhan dan minat masyarakat modern. Beberapa produk yang ditawarkan antara lain fashion item seperti daster, makina dan baju koko serta saree yang didesain khusus untuk bulan Ramadhan.

“Nah, dulu saya penjahit rumahan, lalu karena saya orang yang tidak bisa berbuat banyak, akhirnya pada tahun 2017 saya mencoba menjadi reseller,” kata Afida dalam keterangan tertulisnya, Kamis (29/8). ). /2024).

“Saya menjual kain batik yang saya ambil di toko, kemudian saya foto sendiri dan saya pasarkan. Seiring berjalannya waktu, pesanan semakin banyak. Awalnya hanya 1-2 potong, tapi tetap saja bertambah dan akhirnya kami. stok harus disiapkan di rumah,” ujarnya.

Seiring dengan meningkatnya permintaan pesanan, ia mulai membuka toko di Pasar Banjarsari di Kota Paklungan pada tahun 2018 untuk mendukung pertumbuhan pelanggan dan resellernya. Produk Zialova tidak hanya dijual di Pekalongan, namun juga di berbagai kota dan luar pulau. Produk juga diimpor dari pemasok asal Malaysia.

Meski usahanya terus berkembang, pengalamannya dalam hal permodalan masih terbatas. Namun, ia mampu melanjutkan usahanya dengan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI.

“Sekitar tahun 2018-2019, ketika pesanan produk seragam mulai meningkat, saya juga jadi khawatir untuk mencari tambahan modal. Kebetulan ada teman saya yang kerja di BRI dan mempresentasikan brosur KUR. Saya menghitung bahwa suku bunganya sangat rendah. Kenapa Lalu dia akhirnya mengajukan dan menerima pinjaman $10 juta,” katanya.

Seiring dengan semakin besarnya peluang usahanya dan meningkatnya kebutuhan lain serta biaya produksi, ia kembali mengajukan pinjaman KUR ke BRI yang jumlahnya terus meningkat. Bantuan pinjaman usaha ini juga ia manfaatkan sebagai tambahan modal usaha untuk membantu perputaran keuangan.

Saat ini Zialova Batik merupakan UMKM binaan Rumah BUMN. Afida tidak hanya mendapat bantuan modal saja, namun juga sering mendapat pelatihan yang sangat bermanfaat bagi perkembangan usahanya. Ia juga beberapa kali diundang untuk mengikuti acara BRI dan beberapa kali memamerkan karyanya.

Ia berharap usahanya yang masih baru ini bisa terus berkembang dan memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar.

“Saya berharap Zialova Batik terus berkembang dan mampu membuka cabang di luar kota, usahanya terus berkembang dan berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat sekitar karena kami adalah produsen dari masyarakat sekitar. Ini membantu, semoga bisa lebih bermanfaat bagi wisatawan atau mereka yang mudik, “yang hendak ke Pekalongan silahkan mampir ke toko kami,” jelasnya.

Lebih lanjut, Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, pihaknya sebagai bank penyalur KUR terbesar di Tanah Air terus memberikan dukungan permodalan kepada pelaku UMKM. BRI juga memberikan dukungan bisnis kepada pelaku UMKM dalam pengembangan produk dan upaya digitalisasi.

Ia mengatakan BRI merupakan bank penyalur KUR terbesar di Indonesia. Pada Januari hingga April 2024, BRI berhasil menyalurkan KUR senilai Rp59,96 triliun kepada 1,2 juta peminjam. Capaian tersebut setara 36 persen dari target penyaluran KUR yang ditetapkan pemerintah untuk mengatasi BRI pada tahun 2024 yakni Rp 165 triliun.

“Kisah produsen fesyen Zialova Batik dan pelaku UMKM di Pekalongan menjadi contoh bagaimana pendanaan yang diberikan dan dukungan bisnis yang kami berikan dapat meningkatkan potensi bisnis para pelaku UMKM,” pungkas Supari. (akd/akd)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *