Batavia –
Rekayasa sosial atau disebut juga soseng merupakan salah satu metode penipuan yang sering terjadi di Indonesia. Sebut saja Kaspersky, social engineering merupakan teknik manipulasi yang mengandalkan kesalahan manusia.
Di Indonesia, banyak nasabah di kantor bank di Tulungagung yang mengalami kecelakaan Soseng. Dia mempertanyakan penghapusan crores di rekening tabungan. Salah satunya mengaku kehilangan saldo hingga Rp 189 juta dalam satu bulan.
Cara Soseng merupakan tipuan jahat yang sangat meresahkan masyarakat. Penjahat soceng biasanya bekerja pada bank atau lembaga lain agar tampil meyakinkan. Mereka yang kurang waspada akan terancam bahaya dan kehilangan harta bendanya.
Untuk menghindari penipuan tersebut, ada baiknya mengetahui fakta-fakta bentuk kejahatan Sosang ini dari berbagai sumber di bawah ini.
1. Informasi perubahan tarif transfer bank
Salah satu cara yang sering dilakukan penipu adalah dengan berpura-pura menjadi pejabat bank. Pelanggan akan diberitahu jika ada perubahan tarif transfer bank. Setelah itu, penipu akan meminta korban untuk mengisi link formulir yang berisi kolom data pribadi seperti PIN, One Time Password (OTP) dan Password.
2. Akun layanan pelanggan palsu
Saat ini banyak bank yang menawarkan layanan nasabah melalui media sosial seperti Instagram, WhatsApp dan X. Namun seringkali penipu membantu hal ini dengan membuat rekening layanan palsu atas nama bank tempat rekening pengguna pertama kali berada.
Biasanya muncul ketika masyarakat mengeluhkan layanan perbankan. Mereka kemudian akan memberikan bantuan dalam menyelesaikan keluhan karena menunjukkan situs palsu atau meminta pelanggan memberikan informasi pribadi.
3. Undangan pernikahan untuk kartu nama
Selain bekerja di bank, ajakan juga kerap dilakukan melalui pesan WhatsApp yang berisi undangan pernikahan atau paket pengiriman barang. Penipu biasanya berpura-pura mengubah kontak orang yang dicintainya dan menyebarkan undangan pernikahan dalam format APK.
Terkadang kurir tidak mengemas dan mengirim paket e-commerce. Selain itu, pelaku penipu kerap mengaku sebagai polisi dan mengirimkan kata sandi email (e-Tilang) melalui WhatsApp berupa file berekstensi APK kepada korbannya. Ketika korban tertipu dan mengklik aplikasi tersebut, maka virus malware akan menginfeksi perangkat ponsel dan mencuri data penting.
4. Tawarkan bantuan di mesin bank
Soseng juga bisa dilakukan melalui hubungan badan. Di Indonesia, banyak penjahat yang berpura-pura membantu di ATM. Ini umumnya merupakan cara yang kurang fokus pada masyarakat, sehingga uang ditarik dari sistem.
5. Saya lebih menyukai pelanggan
Terakhir, penipu yang menggunakan modus penipuan SoSeng seringkali menipu korbannya dengan menawarkan untuk menyebutkan pelanggannya berdasarkan prioritas. Penawaran tersebut mencakup beberapa insentif promo. Dengan cara ini, para penipu biasanya akan meminta informasi pribadi korban mulai dari nomor kartu ATM, PIN, OTP, nomor CVV/CVC dan password.
Nah itulah beberapa cara yang sering berujung pada penipuan SoSeng. Namun BRI menyarankan SoSang untuk melakukan hal berikut: Abaikan pesan dari nomor palsu, segera matikan WiFi di perangkat, lalu hapus informasi aplikasi dan ponsel palsu (.username, PIN, OTP, nomor CVV dan password) Hubungi BRI 1500017 segera melaporkan penipuan, informasi, secara rahasia
Selain itu, pastikan Anda memiliki kata sandi yang valid dan mengatur otentikasi dua faktor. Yang terpenting, bukan hal lainnya. Apalagi jika dikaitkan dengan sistem keuangan. Selain itu, pastikan untuk ekstra hati-hati saat menerima pesan mencurigakan.
BRI meminta seluruh nasabah mudah mempercayai pihak pemberi layanan yang tidak diketahui latar belakangnya. Jadi lakukan itu dan klik Validasi.
Rekening bank dilengkapi dengan surat berharga yang diketahui. Namun berhati-hati sebelum menerima panggilan dan membuka file serta aplikasi adalah kunci perlindungan pelanggan. Karena keselamatan kita juga milik kita sendiri. Saksikan video “Rasanya Tongseng Kambing yang Dimasak dalam Oven Arang” (prf/ega)