Ibukota Jakarta –

Pemerintahan Bupati Bogor menata dan membongkar ratusan lapak pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang Jalan Puncak. Para pedagang ini kemudian dipindahkan ke Gunung Collective Resort, tidak jauh dari lokasi pengungsian.

Pantauan detikcom di lokasi, Jumat (12/7/2024), kawasan ini berdekatan dengan Kawasan Agrowisata Gunung Mas. Oleh karena itu, guest house ini memiliki pintu masuk khusus yang terhubung langsung dengan agrowisata perkebunan teh.

Pintu masuk ke kawasan ini dilengkapi dengan pos penjagaan dengan tanda gerbang masuk yang tidak berfungsi. Pengunjung kemudian langsung disambut dengan banyaknya bangunan mirip gubuk yang disulap menjadi lapak-lapak baru bagi para pedagang kaki lima.

Kawasan ini juga memiliki masjid dan beberapa bangunan toilet umum. Kemudian ada gedung pusat informasi dan restoran di belakang motel.

Meski merupakan tempat pemukiman para pedagang kaki lima, kawasan ini juga memiliki “pasar malam” dengan banyak taman bermain untuk anak-anak. Wahana ini terletak di dua lokasi: tengah dan kiri (utara) setelah memasuki rest area.

Beberapa wahana yang ada antara lain Cora-Cora, bianglala, komidi putar, kereta api, dan ayunan. Semua perjalanan ini singkat karena ditujukan untuk anak kecil.

Fasilitas tersebut disebut beroperasi setiap hari, Senin hingga Jumat setelah shalat Ashar (setelah pukul 15.00 WIB). Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu, bus buka sejak pagi hari.

“Wahana ini buka setiap hari. Pada hari biasa (Senin-Jumat) adalah shalat Ashar. Hanya buka pada hari Sabtu dan Minggu dari pagi,” kata seorang penjual di samping bianglala bernama Dia. .

Selanjutnya saat berjalan-jalan di sekitar rest area, banyak terlihat warung-warung dengan rolling door yang tertutup rapat namun belum dibuka. Tidak ada spanduk, gerobak/pajangan atau tempat duduk di depan booth yang belum dibuka ini, menandakan booth tersebut masih kosong.

Paviliun tertutup ini sering ditemukan di dalam tempat istirahat. Sementara itu, banyak toko yang berada di dekat area parkir terlihat membuka pintu atau menggantungkan spanduk di depannya meski rolling door masih terkunci rapat.

“Separuh kios sudah penuh (ada PKL), sisanya masih kosong. Ada yang belum buka karena masih bersih-bersih setelah digusur,” kata salah satu warga. Pedagang di daerah tersebut.

Meski belum semua warung buka, namun hingga sore ini rest area tersebut cukup ramai dikunjungi wisatawan, terutama keluarga dengan anak kecil. Namun, setelah salat Jumat, kawasan itu sepi hingga sore hari ketika kami mulai melihat wisatawan lain berdatangan. (fdl/fdl)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *