Jakarta —

M Husni, Anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Partai Gerindra, menyoroti rencana PT Kimia Farma Tbk menutup lima pabrik. Menurut dia, proses pembangunan pabrik tersebut sangat sulit, namun malah terbengkalai begitu saja.

“Ini Kimia Farma yang punya 10 pabrik dan mau tutup 5. Hebat pak, pembangunan pabriknya setengah mati. Tapi kalau dibiarkan seperti pencet tombol,” ujarnya kepada RDP di Senayani. Jakarta Pusat, Rabu (19 Juni 2024).

Pernyataan tersebut kemudian ditanggapi oleh CEO PT Kimia Farma Tbk David Utama. Dia menjelaskan, pihaknya sedang merasionalisasi pabrik untuk beradaptasi dengan situasi.

Saat mengonfirmasi apakah Kimia Farma akan mengembalikan atau menjual pabriknya, dia mengatakan masih perlu proses lebih lanjut. Kalaupun menyangkut pegawai, dia berjanji akan menyelesaikannya sesuai aturan yang berlaku.

“Kami akan eksekusi (pegawai) sesuai aturan, kalau ada dampak ya benar. Kami pasti akan mengeksekusi secara adil sesuai aturan yang berlaku,” jelas David.

Tahun ini, menurut dia, penataan tersebut tidak dilakukan karena perizinan memakan waktu hingga dua tahun. David sebelumnya mengungkapkan Kimia Farma menghadapi tantangan di sisi produksi.

Ia mengatakan, tingkat utilisasi Kimia Farma tidak pernah melebihi 40% sejak pertama kali didirikan.

“Sebenarnya sejak berdirinya Kimia Farma Tbk, utilisasi pabrik yang terpakai tidak pernah melebihi 40%. Jadi ketika saya ditanya sebelumnya, bagus sekali kalau dibangun pabrik, tapi apa kewajibannya sekarang,” jelasnya. .

“Jadi hari ini kalau kita tidak mengambil keputusan untuk merasionalisasi pembangkit tersebut, tanggung jawab kita semakin besar karena kita membiarkannya menjadi masalah di kemudian hari,” tutupnya.

Lihat juga video “Apotek Chemia Farma Terbakar di Diponegoro Surabaya”:

(ily/hns)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *