Jakarta –
Pemerintah berencana menyediakan dana untuk promosi kendaraan hibrida. Apa kata Hyundai menanggapi rencana ini?
Sejumlah pabrikan, terutama merek Jepang, berharap pemerintah bisa memberikan insentif untuk kendaraan hybrid. Hal ini dikatakan mengingat mobil hybrid dinilai baik bagi lingkungan dan berkontribusi dalam pengurangan emisi. Dalam konteks ini, Presiden Joko Widodo baru-baru ini mengatakan bahwa pemerintah sedang berupaya memberikan hibah.
“(Insentif kendaraan hybrid) masih dibicarakan dengan Menteri Perekonomian dan Industri,” kata Jokowi belum lama ini.
Hyundai, sebagai produsen kendaraan listrik terkemuka di Indonesia, punya ide tersendiri. Bagi Hyundai di pasar Indonesia, kendaraan listrik bertenaga baterai menjadi pilihan paling tepat untuk transisi menuju era elektrifikasi.
“Saya dengar masih dalam pembahasan internal, beberapa kementerian mendukung kendaraan hybrid tapi Kementerian Perindustrian mendukung isu terkait kendaraan listrik. Tapi sekali lagi, ketika kita masuk ke pasar Indonesia, kita sedang membuat rencana elektrifikasi yang akan lebih menguntungkan bagi masyarakat. Konsumen Indonesia,” kata kepala bagian pemasaran. Hyundai Motor Asia-Pasifik Sangwak Lee saat bertemu di Hyundai Motor Studio Guiyang.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto membenarkan bahwa pemerintah saat ini sedang menyusun regulasi terkait keunggulan kendaraan hybrid. Ia kemudian menjelaskan, insentif tersebut berupa pajak pertambahan nilai (PPN) yang dikenakan kepada pemerintah (DTP).
Nilai PPN DTP kendaraan hybrid ditetapkan sebesar besaran insentif yang diberikan kepada kendaraan listrik. Sayangnya, Airlangga belum memberikan kepastian kapan aturan tersebut akan dikeluarkan.
Saat ini PKB dan BBNKB kendaraan hybrid sama dengan kendaraan bermesin pembakaran dalam yakni 12,5 persen dan 1,75 persen sehingga totalnya menjadi 14,25 persen. Sedangkan tarif PPnBM mencapai 6 persen sesuai PP 74 Tahun 2021.
Sedangkan kendaraan listrik berbasis baterai mendapat PPnBM, PKB, dan BBNKB 0 persen. Selain itu, kendaraan tersebut mendapat potongan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar 10 persen hingga 1 persen dari semula 11.
Padahal, Hyundai punya sederet mobil hybrid yang dipasarkan di Indonesia. Namun untuk produk asal Negeri Ginseng, mobil listrik dinilai memberikan keuntungan besar bagi konsumen Indonesia. Di sisi lain, untuk memperkenalkan mobil hybrid, Hyundai harus mengeluarkan banyak uang.
Makanya kami berpikir seperti itu, seolah-olah kami harus berinvestasi dua kali lipat, agar uang yang kami investasikan tidak terbuang percuma, kata pria yang akrab disapa Shawn itu. Tonton video “Review Hyundai IONIQ 6: berkelas dan tetap optimis dengan segel BYD!” (kering/dan)