Jakarta –
Pemerintah Afrika di Rwanda telah melaporkan enam kasus infeksi virus Marburg sejak wabah dimulai. Hal itu disampaikan langsung oleh Menteri Kesehatan Rwanda, Sabine Nsanzimana, pada Sabtu.
Sebagian besar korban tewas adalah petugas kesehatan di unit perawatan intensif, kata Sabin.
Sabin dikutip Reuters, Minggu (29/9/2024): “Kami menghitung 20 orang tertular virus dan 6 orang meninggal akibat virus ini. Mayoritas kasus dan kematian terjadi di kalangan petugas kesehatan, terutama di ruang intensif. unit perawatan. terjadi dengan tergesa-gesa.”
Penyakit Marburg adalah bentuk demam berdarah langka yang disebabkan oleh virus. Dalam kasus yang parah, infeksi virus Marburg bisa berujung pada kematian.
Kementerian Kesehatan menginformasikan bahwa beberapa gejala yang dilaporkan pasien adalah sakit kepala, muntah, nyeri otot, dan sakit perut.
Saat ini, Kementerian Kesehatan Rwanda sedang bekerja sama dengan lembaga lain untuk melacak orang-orang yang mungkin pernah melakukan kontak dengan pasien tersebut. Hal ini harus dilakukan untuk mencegah penyebaran virus.
Tergantung pada pilihan dan pengobatannya, angka kematian akibat infeksi virus Marburg bisa mencapai 88%. Marburg adalah anggota keluarga virus penyebab Ebola, yang menyebar ke manusia melalui lalat buah.
Virus ini kemudian menyebar melalui kontak dengan tubuh orang yang terinfeksi.
Wabah virus Marburg tidak hanya terlihat di Rwanda tetapi juga di negara lain. Pada tahun 2023, Tanzania melaporkan kasus Marburg, begitu pula Uganda pada tahun 2017. Tonton video “Virus Marburg menyebar di Afrika, angka kematian meningkat” (avk/kna).