Jakarta –
Tur mengamati burung meningkat di Vietnam. Tidak main-main, reservasi untuk tahun 2026 sudah penuh.
Pada pembukaan Vietnam Express (4/11/2024), ahli burung dan CEO Wildtour Nguyen Hoai Bao mengatakan rata-rata pengunjung rela merogoh kocek $4.000 hingga $10.000, atau Rp6 juta, untuk Rp. tour Ini belum termasuk tiket pesawat.
“Wisata yang menelan biaya hingga US$10.000 ini semakin banyak dicari oleh wisatawan kelas atas. Wisata mengamati burung masih merupakan pasar khusus karena infrastruktur yang tidak memadai dan upaya promosi yang terbatas,” kata Bao. katanya.
Wildtour melaporkan bahwa tur ini sangat populer di kalangan wisatawan kaya. Wildtour mengatakan, reservasi wisata mengamati burung sudah penuh hingga akhir tahun 2026. Mayoritas wisatawan yang membeli paket wisata adalah wisatawan mancanegara.
Bao mengatakan, wisata mengamati burung memberikan kesempatan kepada peserta untuk melihat berbagai spesies burung baik secara langsung maupun dengan peralatan seperti teropong dan kamera khusus.
Wisata mengamati burung bukanlah jenis wisata baru di Vietnam. Pariwisata ini dimulai pada tahun 1990an. Wisatawan dari negara maju di Eropa dan Amerika Utara tertarik.
Kemudian, mulai tahun 2015, wisata birding semakin populer dan dinikmati oleh wisatawan dari negara-negara Asia, termasuk Thailand dan Singapura, serta penggemar fotografi satwa liar dari Jepang, Hong Kong, Taiwan, Tiongkok, dan India.
Wisata mengamati burung lebih mahal dibandingkan wisata biasa karena disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masing-masing rombongan, biasanya terdiri dari 6 hingga 12 orang. Wisatawan asing cenderung tinggal lebih lama, antara tiga hingga empat minggu sekali perjalanan.
Terdapat sekitar 300 jenis burung langka di Vietnam, antara lain burung bangau mahkota merah, burung bangau leher putih, burung layang-layang gunung, burung pelatuk hijau, dan burung gagak pita.
“Meskipun tur mengamati burung populer di negara-negara Asia Tenggara lainnya seperti Thailand dan Malaysia, tur ini menghasilkan banyak uang,” kata Bao.
Meskipun tur semacam ini telah tersedia di Vietnam selama 20 tahun, hanya ada sekitar 10 perusahaan yang menyediakan layanan pengamatan burung. Pakar industri sepakat bahwa promosi wisata mengamati burung di Vietnam masih terbatas dan infrastruktur di taman nasional perlu ditingkatkan secara signifikan.
Perusahaan perjalanan juga mengeluhkan prosedur yang rumit dan kurangnya pemandu wisata yang berkualitas. Perburuan liar dan penggundulan hutan juga mengancam populasi burung, menyebabkan wisatawan ragu untuk memesan tur.
Tur biasanya diselenggarakan di taman nasional dan cagar alam seperti Taman Nasional Cat Tien, sebagian besar pada musim kemarau dari November hingga April, dengan rata-rata 15-20 kelompok pengunjung per bulan.
Pendapatan dari wisata ini berkontribusi pada sektor konservasi, sekaligus meningkatkan berbagai produk pariwisata dan menciptakan lapangan kerja. Daisy Kanagasapapathy, dosen RMIT University Vietnam, mengatakan mereka akan mengembangkan model wisata pengamatan burung.
Selain pemasaran kepada wisatawan yang sadar lingkungan, sektor ini juga perlu fokus pada pembangunan infrastruktur seperti pondok observasi dan layanan pemandu profesional. Daisy juga menyarankan diadakannya acara seperti BirdFair untuk memamerkan spesies burung unik Vietnam. Tonton video “Mengunjungi Café Motel Mexicola, Bali yang Instagrammable” (upd/fem)