Jakarta –
Selama beberapa dekade terakhir, jumlah kasus kanker paru-paru di kalangan bukan perokok atau perokok pasif telah meningkat secara signifikan. Namun, masih belum diketahui secara pasti apa penyebab yang mendasari kondisi ini.
Seperti dikutip dari Verywell Health, ada banyak kemungkinan yang membuat seseorang berisiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru meski tidak merokok. Penelitian menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin memiliki kecenderungan genetik.
Selain faktor genetik, para ahli juga menduga ada faktor lingkungan yang menjadi penyebab kanker
Radon adalah gas yang tidak terlihat dan tidak berbau yang dapat terakumulasi di rumah-rumah yang dibangun di atas tanah yang mengandung uranium. Paparan gas radon diyakini menjadi salah satu penyebab utama kanker paru-paru pada orang yang tidak pernah merokok.
Meski belum pernah merokok, sebagian orang mungkin tidak bisa menghindari asap rokok orang lain. Asap rokok mengandung nikotin dan bahan kimia lainnya yang dapat menempel pada permukaan, pakaian, dan furnitur
Ada banyak zat karsinogen (penyebab kanker) yang digunakan dalam industri dan manufaktur yang dapat terhirup dan meningkatkan risiko kanker paru-paru. Produk-produk ini termasuk pelarut, pestisida, dan logam berat seperti polusi udara, arsenik, asbes, berilium, asap batubara, asap diesel, dioksigen, vinil klorida, dll.
Polisi lalu lintas mungkin berisiko lebih tinggi terkena polusi udara dan asap kendaraan. Apakah orang yang bekerja di bidang konstruksi, pengecatan, batu bara, karet, dan kaca memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker paru-paru?
Kanker paru-paru dikenal sebagai ‘penyakit perokok’ sehingga orang yang bukan perokok mungkin tidak menyadari gejala penyakit ini. Hal ini menciptakan kondisi bagi penyakit untuk berkembang dan menyebar dengan mudah.
Pada tahun 2023, lebih dari 20.000 kematian akibat kanker paru akan terjadi di Amerika Serikat (AS). Penderita kanker paru-paru tidak memiliki riwayat merokok.
Sebanyak 10 hingga 15% kasus kanker paru-paru di Amerika Serikat terjadi pada bukan perokok, dan jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat.
Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa ada dua kelompok orang yang sangat rentan terkena kanker paru-paru meski tidak merokok: wanita dan orang Asia.
Menurut statistik, wanita yang tidak pernah merokok dua kali lebih mungkin terkena kanker paru-paru dibandingkan pria yang tidak pernah merokok.
Kanker paru-paru pada orang yang tidak pernah merokok cenderung menyerang orang berusia di atas 60 tahun, meskipun hanya sedikit lebih awal dibandingkan pada perokok aktif dan mantan perokok.
Kanker paru-paru yang terjadi pada orang yang tidak pernah merokok juga dianggap luar biasa. Hal ini karena mereka mengembangkan sejenis kanker yang disebut adenokarsinoma paru-paru. Tonton video “Dokter Anak Sebut Bedak Talk Mengandung Karsinogen” (dpy/suc)