Bangkok –
125 buaya terpaksa dibunuh di sebuah peternakan buaya di Thailand. Hal ini dilakukan karena khawatir mereka akan melarikan diri saat banjir dan mengancam kehidupan manusia.
Kandang di Peternakan Nathpak Khumkad rusak akibat hujan lebat di provinsi Lamphun Utara pada Sabtu (28 September 2024), The Straits Times melaporkan. Hal ini meningkatkan risiko kawanan buaya siam sepanjang 3 meter miliknya akan melarikan diri dan berkeliaran di pedesaan, memangsa penduduk desa dan ternak.
“Dinding peternakan rusak karena hujan, jadi kami terpaksa membunuh 125 ekor buaya tersebut,” katanya kepada AFP.
“Kami sudah memilikinya selama 17 tahun,” lanjutnya.
Natapak mengatakan mereka dan pekerjanya menyetrum hewan-hewan tersebut. Di Facebook pribadinya, ia memperlihatkan seorang penggali sedang mengangkat tiga ekor buaya berukuran besar.
Berikut sedikit informasi untuk wisatawan, buaya siam sangat terancam punah di alam liar, namun banyak yang dibudidayakan di seluruh Thailand untuk diambil kulitnya.
Hal ini ditegaskan Patarapol Maneeorn, dokter hewan di Departemen Taman Nasional, Margasatwa, dan Konservasi Tumbuhan Thailand. Memahami keputusan pemiliknya, kata dia, bisa saja buaya-buaya tersebut dipindahkan ke kawasan lain yang tidak terkena banjir.
“Ini bisa menjadi pembelajaran bagaimana menghadapi hewan berbahaya saat terjadi bencana alam,” kata Patarapol.
Natpak mengatakan sebelumnya pihaknya telah melakukan pendekatan kepada pemerintah untuk mencari perlindungan sementara bagi reptil tersebut, namun ditolak karena ukuran buaya yang besar. Simak video “Video: Momen Buaya Sepanjang 3 Meter Kabur di Cianjur” (sym/wsw)