Manchester –

Erik ten Haag tidak khawatir memikirkan kembali masa depannya. Ia berharap bisa bertahan di Manchester United.

Ten Haag menjadi sorotan usai penampilan buruk MU di awal musim ini. Mereka kalah dua kali dari enam pertandingan Liga Premier melawan Liverpool dan Tottenham Hotspur.

Ironisnya, kekalahan keduanya terjadi di kandang sendiri dengan skor 0-3. MU tak berdaya di laga itu, bermain dengan 10 orang saat bertemu Tottenham.

Start terburuk MU sejak 2013/2014 dan 2020/2021 hanya mengumpulkan tujuh poin dari enam pertandingan. Di antara manajer MU sejak ditinggal Sir Alex Ferguson, ada sepuluh Hoag yang punya rekor terburuk.

MU kalah tiga gol atau lebih sebanyak 10 kali selama menangani Ten Hoag, terbanyak. Bahkan Ole Gunnar Solskjaer hanya berhasil menang tiga kali dengan mencetak tiga gol setidaknya dalam 30 kali.

Termasuk Ten Haag, MU baru menang dengan selisih tiga gol atau lebih sebanyak 13 kali. Ini menggambarkan masa depan Ten Haag.

Ada laporan tentang tangan besi Ten Hoag yang menyebabkan ketidaknyamanan bagi pemain. Selain itu, para pemain juga kesulitan menerapkan strategi dan taktik Ten Haag.

Meski posisinya dipertaruhkan, Ten Haag mengabaikannya. Ia tak khawatir dipecat karena merasa manajemen mendukung penuh kinerjanya. Kesepakatan baru musim panas lalu adalah buktinya.

“Saya sama sekali tidak memikirkan hal itu (pemecatan). Saya tidak khawatir. Kami, pemilik dan manajemen, sama-sama berkomitmen untuk bekerja sama,” kata Ten Haag seperti dikutip dari ESPN.

“Kami mencapai kesepakatan dan kami semua mendukung penuh. Kami tahu bahwa mendatangkan begitu banyak pemain muda adalah masa transisi,” sambung Ten Haag yang kontraknya akan berakhir pada 2026. (mrp/bay)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *