Jakarta –

Kehadiran Starlink di pasar ritel online Indonesia telah menciptakan kegaduhan di industri telekomunikasi dalam negeri. Lantas, apakah perusahaan besutan Elon Musk itu berpengaruh terhadap merger Smartfren dan XL Axiata?

Pertanyaan tersebut dijawab langsung oleh Merza Fachis, Direktur Smartfren, saat ditemui awak media di sela-sela acara Smartfren Run di Jakarta.

“Yah, merger masih berlangsung, dan kami belum tahu kemungkinan menangnya.

Sekadar informasi, pemegang saham Smartfren dan XL Axiata PT Wahana Inti Nusantara, PT Global Nusa Data, PT Bali Media Telekomunikasi (Sinar Mas), dan Axiata Group Berhad (Axiata) sepakat memasuki fase baru rencana merger. Dua anak perusahaan.

Kedua pemegang saham Smartfren dan XL Axiata menandatangani nota kesepahaman (MOU) tidak mengikat pada Rabu (15/5).

Seiring dengan berlanjutnya proses eksplorasi antara kedua operator seluler tersebut, Starlink telah memperluas bisnis penjualan Internetnya dari pelanggan korporat hingga kini menjadi pelanggan ritel.

“Dari sisi merger, prosesnya cukup panjang. Nota kesepahaman (MOU) telah ditandatangani dan pemegangnya sepakat untuk menjajaki konsolidasi atau merger. “Due diligence masih dalam proses, jadi belum ada kesimpulan,” ujarnya.

Merza tidak membeberkan detail kapan kajian merger Smartfren dan XL Axiata selesai.

“Menunggu uji tuntas ini untuk benar-benar menyatakan bahwa uji tuntas tersebut sudah dilakukan dan memadai, para pemimpin akan bertemu lagi untuk melanjutkan negosiasi lebih lanjut.” Kalau mau jadi mayoritas, kita belum sampai,” pungkas Merza Tonton video “Operator Ponsel Prihatin dengan Aktivitas Starlink di Indonesia” (agt/fyk)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *