Ibukota Jakarta –
Starlink, layanan satelit Internet dari SpaceX, punya strategi berbeda dengan menurunkan harga perangkat keras dari Rp 7,8 juta menjadi Rp 5,9 juta.
Sementara itu, sebelum resmi memasuki pasar ritel, layanan Internet satelit Elon Musk menurunkan harga perangkat keras sebesar 40% hingga 10 Juni.
Namun sekarang, Starlink menawarkan diskon perangkat keras lain seperti yang mereka umumkan di situs webnya. Berbeda dengan sebelumnya yang ada batasan waktu, harga diskon tidak termasuk batasan waktu.
Berdasarkan pantauan detikINET, Starlink telah menurunkan harga hardware untuk paket residensial dan roaming. Sementara itu, perangkat keras paket kapalnya tetap tidak berubah.
Begitu pula dengan biaya berlangganan bulanannya yang tetap murah mulai dari Rp 750 ribu.
Di masa lalu, diskon 40% untuk perangkat keras Starlink telah ditolak karena harga yang selangit. Melalui kuasa hukumnya, diskon 40% Starlink Indonesia untuk hardware Starlink dari Rp 7,8 juta menjadi Rp 4,7 juta hanya berlaku sementara.
“Sama sekali tidak ada predatory pricing. Promosi yang dilakukan Starlink adalah hal yang wajar dan diperbolehkan oleh undang-undang,” kata Krishna Vesa, Senior Associate Soemadipradja & Taher di Jakarta, Rabu (29 Mei).
Sementara itu, Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) meminta untuk sementara waktu menerapkan penurunan harga pada perangkat Starlink agar tidak berujung pada penurunan harga.
“Potensi predatory pricing, kalau dilihat dari sisi praktik persaingan, tentu saja predatory pricing itu butuh proses. Jadi kita tidak hanya bicara orang yang menjual lebih murah, bukan itu konsepnya.” Jadi, pelaku usaha menciptakan predatory pricing KPPU Anggota Hilman Punjana mengatakan harga tersebut memiliki banyak klaim yang disebut sebagai “aksi harga predator”.
Simak video “Usulan APJII ke Pemerintah di Starlink: Kaji Status ISP Lokal” (agt/fyk)