Jakarta –
Insomnia yang dalam dunia medis disebut dengan sleep paralysis merupakan fenomena yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Kondisi ini sering dikaitkan dengan hal-hal mistis, seperti kepercayaan bahwa manusia kerasukan roh.
Pemandangan ini sangat cocok, apalagi kemacetan tidak menghalangi orang untuk menggerakkan badannya. Terkadang, fenomena ini sering kali disertai rasa takut yang hebat dan terkadang halusinasi.
Rigita (23 tahun) mengatakan: “Saat badan saya terasa remuk, saya tidak bisa bergerak, dada saya juga terasa seperti ada yang menyentuh saya, padahal tidak ada yang menyentuh saya, telinga saya juga. ring.” Pegawai swasta, kepada detikcom, Jumat (19/9/2024).
Dia menambahkan: “Sebenarnya, bahkan ketika saya sadar atau terjaga, saya tidak dapat mengendalikan tubuh saya.
Bukan hanya badan saja yang tidak bisa bergerak, bahkan terkadang berteriak pun tidak bisa. Seperti yang dialami Dhanu (27), pegawai swasta di Jakarta Selatan yang juga mengalaminya.
“Yang dirasakan kalau dilempar, bisa dilihat sekeliling, tapi badan serasa tidak bisa bergerak, tidak bisa bicara, lalu lemas.
Dokter kesehatan tidur dr Daniel Thomas Suryadisastra, SpN, RPSGT, membenarkan bahwa fenomena tumpang tindih atau sering disebut rep-repan dapat dijelaskan secara medis. Menurutnya, tidak bisa menggerakkan badan bukanlah suatu hal yang mistis.
“Jadi kita bangun pada fase rapid eye motion (REM), jadi kita bangun saat otot dalam kondisi relaksasi maksimal sehingga tidak bisa bergerak,” jelasnya.
Terkait rasa takut yang dialami saat ditindih, dr Daniel mengatakan hal itu berkaitan dengan fase tidur. Menurutnya, insomnia terjadi ketika seseorang berada pada tahap tidur sangat nyenyak yang biasanya terjadi mimpi.
“Saat dia dalam mimpi REM (rapid eye motion), saat itulah dia terbangun ketika dia sedang tidur, jadi dia berhalusinasi,” kata dr Daniel.
Berikutnya: Pendekatan Medis vs. Rohani
Tonton video “3 tanda gangguan tidur” (atas/atas)