Jakarta –

Perum Damri dan Perum PPD digabung atau digabung. Sebelum menikah, kedua perusahaan tersebut berutang kepada pekerjanya sebesar Rp 111,72 miliar pada paruh pertama tahun 2023.

Manajer Utama Damri Setia N Milatia Moemin menjelaskan, ada tanggung jawab akibat dampak pandemi COVID-19 karena selama kurang lebih dua tahun perusahaan tidak bisa beroperasi penuh. Pada tahun 2022, utang gaji pegawai Damri sebesar Rp42,43 miliar dan turun pada semester I 2023 menjadi Rp32,72 miliar.

“Pada masa sebelum merger terdapat beberapa liabilitas akibat COVID yang berlangsung lebih dari dua tahun, hampir dua setengah tahun yang mana kami belum dapat bekerja secara maksimal, terutama utang gaji Damri sebesar Rp 42,43 miliar (tahun 2022). , untuk semester I tahun 2023 sudah “turun menjadi Rp. 32,74 miliar yang terus berkurang karena utang gaji itu masih kita bayar,” jelasnya dalam rapat dengar pendapat di Komite VI DPR RI, Jakarta Pusat, Selasa (11/6/2024).

Total utang Perum Damri kepada pegawai pada semester I-2023 sebesar Rp75,31 miliar. Utang tersebut antara lain gaji Rp32,74 miliar, uang pesangon Rp30,38 miliar, BPJS Ketenagakerjaan Rp22,20 miliar.

Sedangkan total utang Perum PPD pada triwulan I 2023 sebesar Rp36,41 miliar. Utang kepada pekerja antara lain gaji Rp8,03 miliar, uang pesangon Rp5,97 miliar, Pendapatan BPJS Rp11,61 miliar, dan santunan Rp10,80 miliar.

“Sementara (total hasil) Perum PPD sebesar Rp33,32 miliar (tahun 2022) dan Rp36,41 miliar (semester I tahun 2023),” ujarnya.

Namun, kata dia, utang kepada pekerja termasuk gaji telah dibayarkan hingga Rp 110,15 miliar sejak merger dengan Perum PPD. Jumlah tersebut sudah termasuk utang Damri sebesar Rp91,39 miliar dan utang PPD sebesar Rp18,76 miliar.

“Hanya untuk biaya SDM, tahun lalu kami keluarkan Rp 110 miliar dari serikat pekerja untuk membayar utang gaji, BPJS TK, DPLK (dana pensiun lembaga keuangan),” ujarnya.

“Jadi sekarang kita sedang proses integrasi Perum PPD lama ke DPLK Mandiri, maksud saya Bank Mandiri. Jadi Bank Mandiri itu dana pensiunnya, karena kita tidak mau mengelola sendiri,” ujarnya.

Berdasarkan angka yang disampaikannya, total kewajiban Damri kepada pegawai sebesar Rp48,2 miliar hingga Mei 2024. Utang tersebut meliputi gaji pegawai Rp24,40 miliar, santunan perpisahan Rp12,46 miliar, Pendapatan BPJS Rp10 miliar, dan santunan Rp1,28 miliar.

Sedangkan total utang pekerja PPD sebesar Rp 23,33 miliar. Utang tersebut meliputi gaji Rp2,5 miliar, uang pesangon Rp2,67 miliar, Pendapatan BPJS Rp7,67 miliar, dan santunan Rp10,48 miliar.

Dengan demikian, total utang pegawai Damri dan PPD hingga Mei 2024 sebesar Rp 71,53 miliar. Angka tersebut berasal dari total utang pegawai Damri serta total utang pegawai PPD.

Tonton juga video “Dirut PPD: Zhongtong siap bekerja kembali, keselamatan adalah yang utama”:

(acd/das)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *