Jakarta –
Persatuan Pabrik Monosodium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia (P2MI) menanggapi penipuan yang beredar saat ini tentang bahan tidak halal pada monosodium glutamat (MSG) dan mie instan di Indonesia.
Ketua Umum Kelompok P2MI Gentur Pinandita mengatakan rumor yang beredar soal MSG tidak benar sebagai berita lama. Kisah ini awalnya ditulis pada tahun 2016 atas nama pondok pesantren di Kediri. Beberapa merek yang juga disebut-sebut mengandung bahan nonhalal adalah Masako, Sasa, Ajinomoto, dan Indomie.
“Dapat dipastikan rumor tersebut tidak benar karena seluruh produk MSG yang dihasilkan anggota kami telah mendapat sertifikasi halal resmi dari lembaga yang diakui pemerintah,” kata Genthur, Selasa (23/6/2024).
Gentur menambahkan, secara terpisah, LPPOM MUI dan Yayasan Pondok Pesantren Wali Barokah Kediri juga mengirimkan surat yang membantah kebenaran informasi yang beredar.
LPPOM MUI melalui Surat Pemberitahuan No: DN23/Dir/LPPOM MUI/XII/16 dan Yayasan Pondok Pesantren Wali Barokah melalui Surat Pemberitahuan No: 659/Y-WB/SUM/I/2017. Pernyataan pendapat dan klarifikasi juga dikeluarkan MUI Pusat dengan nomor surat: Kep-696/DP-MUI/V/2019.
“Saat ini masyarakat semakin paham akan informasi, dan sangat penting untuk melakukan pengecekan dalam menerima informasi agar tidak tertipu dengan informasi palsu yang menyesatkan dan merugikan industri pangan di Indonesia,” kata Genthur.
P2MI Group merupakan perpanjangan tangan dari Asosiasi Pabrik Monosodium Glutamat dan Asam Glutamat Indonesia dan merupakan anggota dari PT Ajinomoto Indonesia, PT Ajinex International, PT Daesang Ingredients Indonesia, PT Sasa Inti.
“Kami berterima kasih atas dukungan dan kepercayaan Anda yang tiada henti kepada kami. Kami siap menjawab pertanyaan atau kekhawatiran Anda mengenai produk kami,” tutupnya. (rd/rir)