Jakarta –
Menteri Komunikasi dan Teknologi (Menkomdigi) Meutya Hafid akan menghadiri Rapat Kerja Sama (REK) Perdana dengan Komisi I DPR pada Selasa (5/11/2024). Menariknya, Meutya tidak akan banyak bertanya di sana, namun ia bisa menjelaskan posisi pemerintah di Kementerian Komunikasi dan Digital (Comdigi).
Seperti diketahui, Meutya Hafid sebelumnya merupakan Ketua Komisi I DPR periode 2019-2024. Saat itu ia membuat 13 undang-undang.
Di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, Meutya diangkat menjadi Menteri Komunikasi dan Teknologi. Dengan penunjukan tersebut nama badan tersebut berubah dari Cominfo menjadi Comdigi.
Berdasarkan agenda yang diperoleh DetikINET, rapat pertama Komisi DPR akan digelar pada Selasa (5/11/2024) pukul 14.00 WIB. Pembahasan dalam pertemuan tersebut mengenai program program 100 hari kerja Kementerian Kominfo dan persiapan pilkada.
Dua minggu setelah dilantik menjadi Menteri Komunikasi dan Teknologi, Meutya langsung menghadapi ujian pertama penghapusan perjudian online (Judol). Lucunya, permasalahan tersebut disebabkan oleh pegawai Kementerian Komunikasi dan Teknologi yang tidak jujur.
Pentingnya perjudian online yang diciptakan pada masa Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Ari Setiadi dilanjutkan oleh Menteri Komunikasi dan Teknologi Meutya Hafid. Saat itu, ia mengungkapkan tiga tugas prioritas yang akan ia selesaikan dalam 100 hari, seperti keamanan digital, kesetaraan di internet dan keramahan anak, serta perjudian online.
“Sesuai perintah, masih banyak kebutuhan yang kami coba penuhi selama saya berada di Komisi I dan sebelumnya, antara lain keamanan digital, beberapa di antaranya sangat penting berat, kemudian Judol (Perjudian Online), perang di atas juga ikut terlibat. pinjaman ilegal, “kata Meutya di kantor Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Jakarta, di pada Senin (21/10).
Namun niat tersebut justru digagalkan oleh pegawai Comdigi yang terpaksa memblokir situs judi online agar masyarakat tidak bisa mengaksesnya, namun dibiarkannya menghasilkan uang dari permainan legal tersebut.
“Setiap website bernilai Rp8,5 juta,” kata tersangka kepada polisi saat penggeledahan di Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (1/11).
Sejauh ini, sudah ada 16 tersangka yang diamankan polisi, 11 di antaranya merupakan pegawai Comdigi. Meutya telah memberhentikan pegawai tersebut dan memberikan instruksi kepada seluruh anggotanya di Komdigi untuk mematuhi perjanjian loyalitas untuk tidak dikaitkan dengan Judol.
“Sebanyak 11 pegawai Chemkomdigi diberhentikan setelah ditahan polisi karena dugaan kriminalitas. Nama-nama lain yang mungkin terlibat masih dalam konfirmasi ke Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Detzen Apica) sambil menunggu koordinasi ulang. ) Hal ini ditegaskan oleh Kementerian Komunikasi dan Teknologi dan Republik Polri akan menjamin transparansi informasi bagi pekerja yang ditahan,” kata Meutya di Kantor Kementerian Komunikasi dan Teknologi, Jakarta. Saya katakan pada Senin (4/11). Tonton video “Video: Comdigi PHK 11 Pekerja dan ‘Tanpa’ Judol” (agt/fay)