Jakarta –

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi kembali menegaskan pemerintah telah melarang platform e-commerce China Temu memasuki pasar Indonesia.

Meski Temu berupaya melobi untuk berbisnis di Indonesia, Budi Arie tetap bersikukuh bahwa e-commerce kalah bersaing dengan Tokopedia, Shopee, Lazada dan lainnya.

“Tidak. Temu tidak bisa (masuk ke Indonesia) karena akan merusak ekosistem khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah di Indonesia,” kata Budi Ali dalam wawancara dengan media usai peluncuran Kantor Kementerian Komunikasi dan Informatika Nasional. Sistem Peringatan Bencana (Kominfo), Jakarta, Selasa (10 Januari 2024).

Budi Arie mengatakan, pemerintah Indonesia tidak akan memberikan kesempatan kepada Temu untuk menjalankan usahanya. Sebab, kehadiran Temu berpotensi memberikan dampak negatif terhadap perkembangan UMKM Tanah Air.

Kita ingin menjadi ruang digital di mana masyarakat menjadi produktif dan lebih menguntungkan. Kalau itu membuat masyarakat menderita, lalu apa gunanya? Oke, biarkan saja. jelasnya.

“Enggak ada (lobi). Tetap kita larang. Kalau dibiarkan, UMKM kita hancur,” imbuh Boudi Ali.

Maklum, Temu merupakan platform e-commerce asal Tiongkok yang mengadopsi metode penjualan factory-to-consumer, yakni penjualan langsung dari pabrik ke konsumen. Pemerintah menilai pendekatan ini berdampak negatif terhadap keberlangsungan UMKM Tanah Air.

Pada saat yang sama, Temu mencoba masuk ke pasar Indonesia namun gagal, salah satunya adalah merek Temu sudah digunakan di Indonesia. Temu adalah perusahaan e-commerce yang didirikan oleh mantan insinyur Google Colin Huang. Simak video “Video: Lindungi UMKM Indonesia, Kominfo Tegas Blokir ‘Pertemuan'” (agt/agt)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *