Jakarta –

Boeing mengakui kesalahannya atas jatuhnya Lion Air yang jatuh pada tahun 2018, dan Ethiopian Airlines (yang jatuh pada tahun 2019), yang menewaskan 346 penumpang dan awak kabin. Boeing berjanji akan memberikan “kompensasi” sebesar Rp3,9 triliun kepada keluarga korban.

CNBC melaporkan Senin (7/8/2024) bahwa pengakuan bersalah Boeing atas tuduhan penipuan kriminal dalam kecelakaan mematikan 737 Max telah dijatuhkan oleh Departemen Kehakiman pada Minggu (7/7).

Berdasarkan penyelesaian yang disetujui oleh hakim federal, Boeing akan membayar denda sebesar $243,6 juta (sekitar Rp3,8 triliun), jumlah yang sama yang dibayarkan berdasarkan penyelesaian pada tahun 2021.

Dalam pengajuannya ke pengadilan, jaksa AS mengatakan pemantau kepatuhan independen juga akan dibentuk untuk mengawasi kepatuhan di Boeing selama tiga tahun dan bahwa perusahaan tersebut harus menginvestasikan setidaknya $455 juta dalam program kepatuhan dan keselamatan.

Tawaran tersebut memaksa Boeing untuk memutuskan antara mengaku bersalah dan memenuhi tuntutan tersebut, atau pergi ke pengadilan ketika mencoba mengatasi krisis produksi dan keselamatan, memilih CEO baru dan membeli pembuat badan pesawatnya, Spirit AeroSystems.

Namun, keluarga korban yang tewas dalam penerbangan lima tahun lalu mengkritik kesepakatan tersebut sebagai “kesepakatan yang manis; kesepakatan ini akan memungkinkan Boeing untuk menghindari tanggung jawab penuh atas kematian tersebut. Dengan mengaku bersalah, Boeing akan menghindari persidangan pidana, sesuatu yang harus dilakukan oleh keluarga korban.” yang telah didorong oleh para korban.

Petisi tersebut akan mencap Boeing sebagai penjahat dan dapat mempersulit posisinya dalam menjual pesawat tersebut kepada pemerintah AS. “Kami dapat mengonfirmasi bahwa kami telah mencapai kesepakatan prinsip mengenai penyelesaian dengan Departemen Kehakiman, dengan tunduk pada peringatan dan persetujuan kondisi tertentu,” kata Boeing dalam sebuah pernyataan.

Amerika Serikat menuduh Boeing berkonspirasi untuk menipu pemerintah dengan memasukkan sistem kontrol penerbangan di Max, yang kemudian terlibat dalam dua kecelakaan Max, yaitu penerbangan Lion Air pada Oktober 2018 dan penerbangan Ethiopian Airlines pada Maret 2019. Semua 346 orang di kapal meninggal. Jaksa AS memberi tahu keluarga korban pada tanggal 30 Juni bahwa mereka berencana untuk mengajukan pengakuan bersalah kepada Boeing.

“Kami bermaksud meminta hakim federal yang menangani kasus ini untuk menolak penyelesaian dan menetapkan kasus ini untuk diadili secara publik sehingga semua fakta seputar kasus ini dapat ditayangkan di forum publik, adil dan terbuka di hadapan juri, kata Paul. . Cassell, pengacara kerabat korban. Saksikan video “Permintaan Maaf CEO Boeing atas Insiden Lion Air-Ethiopian Airlines” (sym/fem)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *