Jakarta –

Panglima TNI kembali masuk ke dalam mobilnya. Setelah dilakukan pemeriksaan, pengemudi diketahui merupakan warga sipil dan bukan TNI. Jadi apa yang terjadi?

Panel dinas TNI dan Polri hanya diperuntukkan bagi anggotanya saja. Namun, warga sipil sering terlihat menggunakan karakteristik ini pada kendaraan mereka. Belum lama ini, pengemudi Fortuner bernama Pierre WG Abraham menggunakan efek ala TNI pada mobilnya.

Hal ini terungkap setelah aksi Pierre di Tol Jakarta-Cikampek viral di media sosial. Pada saat itu, Pierre sepertinya telah memotong bahu mobilnya. Tak hanya itu, ia juga menabrak mobil lain. Saat dikritik, alih-alih meminta maaf, Pierre malah menyebut dirinya adalah adik Jenderal TNI Sonny Abraham. Sedangkan Fortuner milik Pierre saat kejadian berpelat dinas TNI.

Setelah ditemukan, pelat nomor itu tertulis atas nama pensiunan Pati Asep Adang. Namun, plat tersebut disetel untuk Pajero Sport. Asep Adang selaku pemilik tanah menceritakan hal tersebut kepada Polda Metro Jaya. Asep pun mengaku tidak mengenal Pierre yang mengaku merupakan adik sang jenderal.

Belakangan diketahui bahwa nomor seri tersebut palsu. Fortuner nomor satu B 1461 PJS. Pierre juga bukan anggota TNI, ia merupakan pekerja lepas. Mobil ini juga memiliki lampu strobo yang dipasang pada ‘klakson’ bempernya.

Identitas tersangka berinisial PWGA, kelahiran Manado, 1 Agustus 1971, dan pekerja swasta beralamat di Kecamatan Cempaka Putih Barat, Jakarta Pusat, jelas Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya Kombes. Wira Satya. Triputra, dikutip detikNews.

Akibat perbuatannya, Pierre WG Abraham diduga terlibat perusakan pelat dinas TNI. Dia menghadapi hukuman 6 tahun penjara.

“Pasal 263 KUHP kami menuntut tersangka yang pidana penjara 6 tahun,” kata Wira.

Ini bukan pertama kalinya hal seperti ini terjadi. Banyak kasus warga sipil menggunakan senjata TNI dan Polri. Operator keselamatan mobil yang juga Direktur Indonesia Training Safety Defence Consultant (SDCI), Sony Susmana, menilai penggunaan pelat multi grup bisa dimanfaatkan pengemudi untuk mendapatkan prioritas di jalan.

“Kendaraan yang digunakan TNI/Polri untuk angkutan pemerintahan ada banyak jenisnya dan ada pula yang dilengkapi kelengkapan seperti strobo, angka, dan warna khusus. Orang-orang atau orang-orang yang tidak memperdulikan hal ini sering kali memanfaatkan kondisi ini untuk mendapatkan rezeki yang rata. di jalan umum, melakukan segala cara agar tidak terjebak kemacetan, mendobrak pembatas dan lain sebagainya,” kata Sony kepada detikOto, beberapa waktu lalu.

Namun Sony mengingatkan, otoritas resmi mendapatkan fasilitas tersebut karena merupakan tanggung jawab pemerintah, bukan karena kebetulan. Jika masyarakat sipil mengikutinya, mereka mungkin tidak mengetahui aturan dan tujuannya.

“Banyak orang yang tidak paham cara melihat dan memahaminya, sehingga meniru apa yang salah. Pesan saya begini, mulailah mengontrol diri, daripada meniru apa yang tidak baik,” ujarnya. Saksikan video “Fortuner tertimpa pohon besar di Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan” (main/pg)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *