Jakarta –
Presiden Indonesia Joko Widodo mengumumkan permasalahan utama Indonesia adalah masalah dokter spesialis. Sejumlah rumah sakit, terutama di daerah terpencil, masih mengeluhkan kekurangan dokter spesialis sehingga banyak penyakit sering terlambat ditangani.
Menurut Jokowi, Indonesia termasuk negara yang jumlah tenaga medisnya paling sedikit. Jika mengacu pada data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), indikatornya adalah 0,47 per seribu orang. Bahkan menduduki peringkat ketiga di ASEAN, di bawah Laos dengan 0,3/1000 dan Kamboja dengan 0,42/1000.
Jika dibandingkan dengan Singapura dan Malaysia, tertinggal jauh yakni 2,29 per seribu dan 1,54 per seribu.
“Padahal permasalahan terbesar kita adalah kekurangan dokter, kekurangan dokter spesialis, masalah terbesar kita bapak ibu sekalian, perlu anda ketahui bahwa jumlah dokter kita masih 0,47, peringkat 147 dunia, peringkat inilah yang kita miliki. Perlu diketahui, ini yang akan kita dorong,” jelas Jokowi pada acara Dewan Kesehatan Nasional (Rakerkesnas) 2024 di ICE BSD, Tangerang, Rabu (24/4/2024).
“Maka kita memerlukan apa yang disebut dengan rencana pembangunan berkelanjutan, yaitu rencana pembangunan jangka menengah di bidang kesehatan,” kata Jokowi.
Meski kekurangan dokter spesialis, Jokowi juga mengatakan masih banyak masyarakat Indonesia yang memilih berobat ke luar negeri. Ia menyerukan untuk membawa banyak pusat kesehatan ke tingkat internasional.
Jokowi juga mengusulkan peningkatan kemandirian bahan baku medis yang saat ini masih diimpor hingga 90 persen.
Kata Jokowi: “Industri kesehatan di dalam negeri perlu kita perkuat, saya sudah katakan sebelumnya, lebih dari satu juta orang di negara kita, Indonesia, ingin berobat ke luar negeri, dan kita akan kehilangan 11,5 miliar dolar jika kita menjadi T 170.” Saksikan video Strategi Kemenkes untuk Sukseskan Dokter Gawat Darurat di Indonesia (naf/up)