Jakarta –

Pengurangan jumlah karyawan pasca merger atau peleburan dua perusahaan dinilai wajar. Apalagi jika kedua perusahaan yang melakukan merger merupakan perusahaan dalam industri yang sama.

“Pengurangan staf kini menjadi hal yang lumrah bagi perusahaan yang melakukan merger. Hal ini dilakukan untuk mengurangi duplikasi peran di dalam perusahaan karena beberapa bidang atau fungsi harus sama atau sama. Hal ini bisa dimaklumi,” kata pusat riset tersebut. Ekonomi Digital dan UKM Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Izzuddin Al Farras, Selasa (18/6/2024).

Faras mengatakan PT Talpedia dan TikTok Shop berencana merampingkan struktur perusahaannya pasca merger. Perusahaan gabungan tersebut berganti nama menjadi Toko Tokopedia sehingga mengurangi jumlah karyawan di departemen atau wilayah yang mubazir atau terduplikasi.

Farage mengungkapkan, hal serupa juga terjadi di banyak perusahaan lain yang melakukan merger. Misalnya di industri telekomunikasi ada Indosat Ooredo dan Hutchisonn Tri Indonesia. Tadinya ada orang dari perbankan seperti CIMB Nyaga.

Mantan karyawan yang bekerja di sektor digital diasumsikan tidak perlu khawatir akan adanya PHK. Sebab para pekerja di sektor ini memiliki keterampilan yang dibutuhkan dunia usaha, khususnya di era digital ini. Para pekerja ini hanya diserap oleh startup lain.

Rata-rata pekerja di sektor ini memiliki keterampilan paling banyak yang dibutuhkan industri. Sehingga cepat terserap oleh perusahaan lain, ujarnya.

Menurut Faras, fungsi Sumber Daya Manusia (SDM) pasca merger akan dikelola oleh organisasi sesuai dengan strategi yang diterapkan oleh organisasi terkait. Mereka biasanya fokus pada tujuan bisnis perusahaan.

“Jika strategi dan tujuannya bagus, ada pertumbuhan atau perkembangan bisnis, misalnya pada tahun depan, kecil kemungkinannya perusahaan membutuhkan tambahan sumber daya manusia untuk menjalankan lebih banyak penugasan di departemen yang membutuhkan tambahan sumber daya manusia.” menjelaskan.

Dan, lanjut Faras, industri e-commerce akan terus tumbuh di masa depan.

“Kalau dilihat dari e-commerce, baik dari gross merchandise value (GMV) atau kunjungan pembeli, tahun ini dan tahun depan akan meningkat, tapi saat pandemi tidak sebesar itu, dan berdasarkan asumsi itu, permintaan manusia akan meningkat. sumber daya di industri ini akan lebih tinggi lagi,” kata Faras. (rd/rir)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *