Jakarta –

Pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) di Indonesia menunjukkan potensi besar di berbagai bidang. Meski demikian, Indonesia harus terus mempercepat dan memperluas penggunaan kecerdasan buatan.

Menurut pendiri Indonesia Digital Society Forum (IDSF) Muhammad Awaluddin, di era digital saat ini, kecerdasan buatan dapat meningkatkan efisiensi, kreativitas, meningkatkan pelayanan publik, memberikan wawasan bisnis yang lebih mendalam, memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik, dan banyak lagi.

Hal tersebut disampaikan Mohammed Awaluddin saat menjadi pembicara utama di IDSF, Sabtu (6/1) Temukan Wawasan Terbaru tentang Kinerja Bisnis Berbasis AI dan Praktik Terbaik dalam Webinar Penyewaan Data dan Kekuatan Intelijen.

Awaluddin mengatakan upaya percepatan dan perluasan penggunaan kecerdasan buatan di berbagai sektor di Indonesia dapat dilakukan dalam tiga arah. Pertama, diperlukan dukungan investasi dan inovasi, kedua, diperlukan tindakan segera, dan ketiga, diperlukan kemitraan dengan negara-negara maju.

“Tiga cara untuk mempercepat penerapan kecerdasan buatan, yaitu dukungan terhadap inovasi dan startup, termasuk penciptaan dana investasi khusus; kemudian mendorong penggunaan kecerdasan buatan di sektor publik untuk efisiensi, transparansi, dan daya tanggap; lalu kebutuhan. bekerja sama atau bermitra dengan negara-negara maju di bidang AI untuk berbagai pengetahuan, teknologi, dan praktik terbaik,” ujarnya dalam keterangannya, Sabtu (1/6/2024).

Menurutnya, AI memiliki tiga nilai tambah, yaitu AI mampu menganalisis berbagai data dan menemukan pola serta tren yang tidak terlihat oleh manusia, kemudian AI dapat memberikan prediksi yang akurat untuk mendukung perencanaan strategis.

“Dan AI dapat melakukan otomatisasi mendalam pada tugas analisis data sehingga meningkatkan produktivitas,” kata Awaluddin.

Menurut Mohammed Awaluddin, AI dapat menjadi kunci dalam menunjang kehidupan sehari-hari, termasuk meningkatkan produktivitas dan produktivitas di era digital ini.

Lebih lanjut Muhammad Awaluddin menyampaikan bahwa pengembangan kecerdasan buatan harus dilakukan secara berkelanjutan, terarah dan tepat sasaran. Oleh karena itu, IDSF memberikan tiga rekomendasi untuk mendukung pengembangan kecerdasan buatan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk regulator, pakar, dan akademisi.

Pertama, pembentukan Badan Kecerdasan Buatan Nasional sebagai badan khusus yang mengawasi pengembangan dan penerapan kecerdasan buatan serta mendorong penelitian dan pengembangan terkait kecerdasan buatan untuk memenuhi kebutuhan nasional.

Kedua, pengembangan infrastruktur kecerdasan buatan, termasuk pusat data yang aman dan andal untuk mendukung pemrosesan data besar, diikuti dengan jaringan Internet berkecepatan tinggi dan platform cloud untuk pemrosesan dan penyimpanan data yang efisien.

Ketiga, pengembangan sumber daya manusia, dimana direkomendasikan agar pendidikan dan pelatihan terkait kecerdasan buatan dimasukkan dalam kurikulum di tingkat sekolah menengah atas dan universitas. Beasiswa dan program pertukaran pelajar juga ditawarkan untuk studi lebih lanjut di bidang kecerdasan buatan.

Selain itu, General Counsel IDSF Doni Ismanto Darwin mengatakan kerja sama tersebut merupakan poin penting dalam pengembangan kecerdasan buatan di Indonesia. Sebab, menurutnya, saling pengertian diperlukan dalam pengembangan kecerdasan buatan.

“Di sisi lain, pengembangan kecerdasan buatan di dalam negeri juga harus memenuhi kebutuhan Indonesia. Melalui kerja sama semua pihak, diharapkan pengembangan kecerdasan buatan dapat terwujud yang membawa manfaat positif bagi masyarakat,” kata Doni. (batang/gambar)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *