Jakarta –

Penyakit flu misterius mirip COVID-19 ditemukan di Argentina dan telah membuat 60 orang dirawat di rumah sakit. Sistem pemantauan kesehatan internasional ProMED mengeluarkan peringatan tentang pneumonia parah di Buenos Aires pada 17 April.

ProMED adalah program Masyarakat Internasional untuk Penyakit Menular yang pertama kali memberi tahu pihak berwenang tentang COVID-19 pada tahun 2019. Sistem pengawasan mengatakan bahwa dalam 30 hari terakhir telah terjadi peningkatan kasus pneumonia yang tidak biasa yang memerlukan pengobatan di kota tersebut.

Dikutip dari Express, pasien yang mengidap penyakit ini merupakan kelompok muda yang tidak memiliki faktor risiko penyakit kronis. Sebagian besar pasien yang datang memerlukan dukungan ventilasi.

Sejauh ini, belum ada pernyataan resmi yang dibuat oleh otoritas kesehatan Argentina, sehingga informasi mengenai sifat pasti dari penyakit ini masih langka.

Dari laporan tersebut, sekitar 20 dari 60 pasien yang didiagnosis memiliki tanda-tanda psikosis. Namun, data yang mengkhawatirkan dari sistem mengatakan bahwa sebagian besar pasien yang dirawat tidak memiliki riwayat kontak dengan burung.

Psittacosis, juga dikenal sebagai “demam burung beo”, disebabkan oleh bakteri Chlamydophila psittaci, yang berhubungan dengan burung beo, parkit, dan cockatiel. Penyakit ini dapat menimbulkan gejala mirip flu yang dapat berubah menjadi pneumonia.

Namun stroke bukan satu-satunya masalah kesehatan potensial yang terjadi. Penelitian lebih detail dirasa perlu untuk mengetahui apa sebenarnya penyakit ini.

“Meskipun stroke tampaknya menjadi penyebab beberapa kasus, mungkin ada lebih dari satu penyakit yang menyebabkannya. ProMED akan menghargai lebih banyak informasi mengenai kasus ini,” demikian laporan yang dikutip DailyMail.

Para ahli memperkirakan bahwa situasi ini tidak akan menimbulkan ancaman yang lebih besar. Namun, dia mendesak otoritas kesehatan setempat untuk tidak menganggap enteng situasi ini.

Profesor Paul Hunter, pakar penyakit menular dari Universitas East Anglia, mengatakan masih terlalu dini untuk memastikan bahwa penyakit mental adalah satu-satunya masalah.

“Hal ini tidak biasa, namun bukan hal yang tidak pernah terjadi, karena dua patogen berbeda menyebabkan penyakit pernapasan parah pada saat yang bersamaan,” kata Hunter.

“Jadi seiring berjalannya waktu, mungkin akan semakin banyak kasus yang terbukti disebabkan oleh pittacosis,” ujarnya. Saksikan video “Update situasi terkini Covid-19 di Indonesia” (avk/naf)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *