Jakarta –

Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati menyoroti biaya pinjaman Bank Dunia yang terlalu mahal dibandingkan MDB lainnya. Hal ini diumumkan pada pertemuan Komite Pembangunan Pertemuan Musim Semi Dana Moneter Internasional dan Kelompok Bank Dunia (IMF-WB Spring Meetings) di Washington, DC, AS, di sela-sela serangkaian acara yang diselenggarakan pada 15 April. -20. tahun 2024.

“Tarif (biaya pinjaman) Bank Dunia saat ini terlalu mahal dibandingkan MDB sejenis lainnya,” kata Sri Mulyani dalam keterangan resmi Kementerian Keuangan, Selasa (23/04/2024).

Shri Mulyani juga menyinggung pentingnya meningkatkan kapasitas keuangan Bank Dunia dan memperkuat kepentingan dan keterwakilan anggotanya. Peningkatan modal, yang bersamaan dengan peninjauan kembali kepemilikan saham, diharapkan dapat memperkuat legitimasi dan tata kelola Bank Dunia pada saat lembaga kepercayaan global sangat dibutuhkan.

“Peningkatan modal yang bersamaan dengan peninjauan kembali kepemilikan saham akan memperkuat legitimasi dan tata kelola Bank Dunia di saat lembaga global yang kredibel sangat dibutuhkan,” kata Sri Mulyani.

Dalam pertemuan tersebut, Shri Mulyani menyambut baik kemajuan yang dicapai dalam membangun Grup Bank Dunia (WBG) yang lebih besar, lebih baik dan lebih berani melalui halaman pengembangan Grup Bank Dunia.

Ke depan, Shri Mulyani meminta Bank Dunia untuk menetapkan tujuan pembangunan yang ambisius untuk tahap berikutnya dengan lebih percaya diri.

“Bank Dunia dan IMF harus menjaga momentum reformasi dan memastikan bahwa reformasi menciptakan peluang nyata bagi negara-negara berkembang dan berkembang,” ujarnya.

Di sela-sela pertemuan utama, Sri Mulyani berkesempatan menyelenggarakan beberapa pertemuan bilateral yang membahas penguatan dan pembaharuan kerja sama Indonesia dengan negara-negara atau mitra pembangunan strategis, antara lain Menteri Keuangan Selandia Baru Nicola Willis, Menteri Keuangan Kedua Malaysia Datuk Seri Amir. Hamza Azizan, Menteri Keuangan Arab Saudi Muhammad bin Abdullah Al-Jadan, Presiden Bank Pembangunan Multilateral Jin Likun dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dan Nadia Calvinho dari European Investment Bank (EIB).

Sri Mulyani kemudian menghadiri pertemuan Forum Fiskal IMF sebagai panelis bersama Menteri Keuangan Chile, Wakil Direktur Pelaksana I IMF dan perwakilan UE. Pada kesempatan tersebut, Bendahara Negara melaporkan efektivitas dan tantangan dalam menjaga disiplin keuangan di Indonesia. (referensi/tahun)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *