Jakarta –

Citroën di bawah payung Distributor Nasional Indomobil akan merakit mobil listrik pada paruh kedua tahun 2024. Fasilitas yang digunakan digunakan bersama dengan Volkswagen.

Fasilitas pabrik kami adalah perakit dalam negeri di Purwakarta, kata Tan Kim Piauw, Managing Director Distributor Nasional PT Indomobil, Selasa (23/4/2024) di kawasan Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara.

Merek asal Prancis ini hanya akan memproduksi e-C3, mobil listrik pertama Citroën yang diperkenalkan di Indonesia mulai tahun 2022.

Citroen e-C3 saat ini akan mencari insentif bebas bea masuk. Seperti diketahui, mobil listrik masih didatangkan utuh dari India.

Seperti diketahui, Indonesia telah membebaskan bea masuk untuk mobil listrik CBU dan CKD sesuai ketentuan Peraturan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal No. Kendaraan bermotor listrik roda empat bertenaga baterai sehubungan dengan investasi percepatan.

Namun insentif impor ditawarkan kepada pihak yang membangun fasilitas manufaktur mobil listrik di Indonesia. Kemudian, ketiga, bagi pelaku usaha yang telah melakukan investasi pada kendaraan berbahan bakar bensin (ICE) dan akan mengalihkan produksinya ke kendaraan listrik baterai (BEV), baik seluruhnya maupun sebagian.

Produsen juga wajib memproduksi kendaraan listrik paling lambat 31 Desember 2027 dan harus memenuhi target minimum TKDN yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) tentang program percepatan baterai kendaraan bermotor listrik untuk angkutan jalan raya.

Tan Kim Piauw melanjutkan, pihaknya akan mengupayakan agar tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sesuai dengan persyaratan insentif.

“Kita mulai dari awal, yaitu TKDN harus dijalankan sesuai tujuan pemerintah. Kita sedang mempelajari peraturan pemerintah agar TKDN bisa dipenuhi, itulah yang ingin kita jalankan saat ini,” ujarnya.

Ia juga mengatakan Indonesia merupakan negara pertama yang merakit mobil listrik Citroen di ASEAN. Apakah Indonesia juga akan menjadi basis produksi untuk pasar Asia Tenggara?

“Harapan kita (bisa jadi basis ekspor), jujur ​​saja Indonesia satu-satunya produsen e-C3 di ASEAN. Ini bisa menjadi potensi bagi kita. Tapi langkah awal adalah fokus bagaimana mencapai TKDN,” Tam dikatakan . Kim Piaw.

“Tujuan kita (produksi) di paruh kedua tahun ini, bulannya belum bisa ditentukan, untuk memulai produksinya banyak ya. Banyak hal yang perlu disesuaikan, terkait negara, kit, sistem, IT. , dll.” , dia menambahkan. Tonton video “Review Neta V II: Kini Dirakit Indonesia dan Tampil Beda!” (tertawa/kering)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *