Jakarta –

Bipolar adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan suasana hati secara drastis. Suatu saat, seseorang bisa merasa bahagia, namun tiba-tiba menjadi sangat sedih.

Lalu apa saja gejala yang muncul ketika seseorang mengalami bipolar? Jadi bagaimana cara membuatnya? Simak pembahasannya pada artikel ini

Bipolar merupakan penyakit mental yang menyebabkan penderitanya mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem. Dulu, penyakit ini disebut manic-depressive atau manic-depressive.

Seperti dilansir dari Mayo Clinic, seseorang dengan gangguan bipolar dapat merasa bahagia, antusias, dan energik (episode manik) dan menjadi sangat sedih, lesu, dan kehilangan semangat secara drastis (episode depresi).

Perubahan suasana hati bisa terjadi beberapa kali dalam setahun. Sayangnya, sejauh ini belum diketahui secara pasti apa penyebab bipolaritas.

Faktanya, gangguan jiwa ini belum ada obatnya dan bisa terus muncul sepanjang hidup. Namun, pasien dapat melakukan beberapa pengobatan yang dapat mengendalikan suasana hatinya, sehingga meningkatkan kualitas hidupnya

Mengutip Cleveland Clinic, setidaknya ada empat gejala gangguan bipolar yang sering dialami penderitanya. Gangguan tersebut antara lain mania, hipomanik, dan depresi.

Gejala yang dialami dapat menyebabkan perubahan suasana hati dan perilaku yang tidak terduga sehingga menimbulkan stres yang tinggi dan kesulitan hidup.

Apa saja gejala gangguan bipolar? Lihat di bawah.1. Gangguan bipolar I

Gejala bipolar I ditandai dengan pengalaman setidaknya satu episode manik, yang dapat didahului atau diikuti oleh episode hipomanik.

Gejala ini membuat seseorang merasa senang, lalu tiba-tiba merasa cemas. Gejala bipolar I juga menyebabkan perilaku lebih impulsif dari biasanya.

Secara umum, orang yang mengalami gejala bipolar I bisa bertahan sekitar seminggu. Dalam beberapa kasus, kondisi pasien mungkin sangat parah sehingga memerlukan perhatian medis. Gangguan bipolar II

Orang dengan gejala bipolar II pernah mengalami setidaknya satu episode depresi atau hipomanik. Namun, orang yang belum pernah mengalami episode manik.

Perlu diingat bahwa gangguan bipolar II sering kali memperburuk kondisi mental seseorang dibandingkan gangguan bipolar I.

Namun, tidak semua orang dengan gangguan bipolar mengalami depresi berat, meski banyak juga yang mengalaminya. Itu tergantung pada jenis gangguan bipolar yang Anda alami, jadi Anda mungkin hanya mengalami beberapa gejala depresi. gangguan siklotimik (siklotemia)

Orang yang mengalami gangguan siklotimik seringkali mengalami suasana hati yang tidak stabil. Mereka juga mengalami hipomania dan depresi ringan setidaknya selama dua tahun pada orang dewasa dan satu tahun pada anak-anak dan remaja.

Selain itu, orang dengan gejala siklotimik mungkin mengalami suasana hati normal dalam waktu singkat (euthymia). Periode ini berlangsung kurang dari delapan minggu 4. gangguan bipolar lainnya

Jika seseorang tidak memenuhi kriteria diagnostik gejala bipolar I, II, atau siklotimik, namun masih mengalami perubahan suasana hati yang ekstrem, maka orang tersebut dianggap menderita gangguan bipolar spesifik atau tidak spesifik.

Sekadar informasi, mania dan hipomanik adalah dua jenis episode yang berbeda, tetapi gejalanya sama. Mania lebih parah daripada hipomania dan menyebabkan masalah yang lebih nyata di tempat kerja, sekolah, dan lingkungan sosial.

Mania juga dapat memicu gangguan seperti halusinasi dan gejala psikotik lainnya. Dalam beberapa kasus, pasien perlu dirawat di rumah sakit.

Menurut Mayo Clinic, beberapa gejala manik dan hipomanik antara lain: sangat ceria dan sangat antusias, percaya diri yang energik, kurang tidur, sering berbicara tentang keputusan yang buruk, gejala utama depresi.

Depresi berat menimbulkan beberapa gejala parah yang membuat sulit melakukan aktivitas sehari-hari, seperti bekerja, belajar, dan berhubungan seksual. Beberapa gejala utama depresi adalah:

Suasana hati yang tertekan, seperti merasa sedih, putus asa, hampa, dan sering menangis tentang hal-hal tertentu Kehilangan minat melakukan hal-hal positif Kehilangan nafsu makan Insomnia Tidur terlalu banyak Mudah lelah Merasa tidak pantas hidup di dunia Down. kemampuan berpikir, merencanakan atau mengalami bunuh diri Faktor risiko gangguan bipolar

Penelitian mengungkap beberapa risiko yang muncul akibat bipolar. Beberapa risiko tersebut antara lain: 1. Struktur fungsi otak

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penderita gangguan bipolar memiliki perbedaan struktur dan fungsi otak dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki gangguan jiwa.

Dengan menggunakan pemindaian otak, peneliti dapat lebih memahami apa itu gangguan bipolar yang dialami seseorang dan pengobatan apa yang harus diberikan. genetika

Faktor lainnya disebabkan oleh genetika atau diturunkan dalam keluarga. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang orang tua atau saudara kandungnya menderita gangguan bipolar juga berisiko terkena gangguan bipolar. disekitarnya

Lingkungan sekitar rumah, sekolah dan tempat kerja juga mempengaruhi seseorang dengan gangguan bipolar. Terkadang, stres dan perubahan besar dalam hidup bisa menyebabkan seseorang mengalami gangguan bipolar. Siapa saja yang terkena gangguan bipolar?

Gangguan bipolar bisa menyerang siapa saja, berapapun usianya. Rata-rata usia penderita gangguan bipolar adalah 25 tahun. Namun pada kasus yang jarang terjadi, kelainan ini bisa ditemukan pada masa kanak-kanak atau pada usia 40-50 tahun. Cara mengobati bipolar

Harap diingat, penderita bipolar tidak bisa mendiagnosis diri sendiri (self-diagnosis). Ada beberapa cara untuk mengobati gangguan bipolar, antara lain: bekerja sama dengan tenaga profesional untuk menerapkan rencana pengobatan sesuai pedoman pengelolaan aktivitas positif sehingga memiliki pola makan yang teratur, tidur, dan olahraga teratur seperti lari, berenang, atau bersepeda dapat membantu. mengatasi depresi dan menjaga kesehatan jantung dan otak anda untuk mengetahui perubahan mood apa saja yang anda alami rencanakan pengobatannya.

Selain itu, pasien bipolar juga dapat menjalani psikoterapi untuk mengatasi gangguan ini. Ada beberapa jenis psikoterapi yang dapat membantu proses penyembuhan, seperti: Interpersonal and Social Therapy (IPSRT), Cognitive Behavioral Therapy (CBT), Psikoterapi.

Demikianlah pembahasan mengenai Bipolar. Saya harap artikel ini dapat membantu para ahli diet. Saksikan video “Kementerian Kesehatan tingkatkan skrining kesehatan jiwa di puskesmas” (ilf/fds)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *