Jakarta –
Beberapa perusahaan makanan Indonesia menanggapi temuan Thailand mengenai kontaminasi pestisida dan residu bahan kimia berbahaya pada anggur muscat impor. Sejauh ini, belum ditemukan adanya kontaminasi pestisida pada buah anggur muscat yang beredar di Indonesia.
Badan Pangan Nasional baru-baru ini melakukan uji cepat residu pestisida pada anggur Shine Muscat. Dari hasil rapid test yang dilakukan BAPNAS di sekitar 100 kabupaten/kota, ditemukan residu pestisida negatif sebesar 90%.
Sedangkan 10 persen lainnya mengandung residu dalam jumlah yang aman untuk dimakan.
“Hasil rapid test yang dilakukan OKKP menunjukkan bahwa anggur Muscat yang beredar saat ini aman dikonsumsi, karena dari semua rapid test jumlahnya aman. Kami sedang mengirimkan beberapa sampel ke laboratorium untuk dipastikan kandungannya.” dikatakan. Yusra Egayant dalam pernyataannya tentang keberagaman pemanfaatan dan ketahanan pangan.
Meski hasil rapid test menunjukkan bahwa buah anggur tersebut aman untuk dikonsumsi, namun NFA menghimbau masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan sebelum mengonsumsi buah anggur, antara lain: memilih buah anggur yang memiliki izin edar; Cuci dengan air bersih mengalir sebelum makan.
Di sisi lain, Badan Karantina Indonesia (Barentin) mengklaim semua barang yang masuk ke Indonesia, baik hewan, ikan, tumbuhan, dan buah-buahan, harus melalui proses pemeriksaan dan pemeriksaan lembaga karantina.
Data Pusat Data dan Sistem Informasi Badan Karantina Indonesia merinci 78.538 ton wine terkonfirmasi impor ke Indonesia dari berbagai negara seperti China, Australia, Peru, Chile, dan India pada Januari hingga September 2024. Khusus anggur Muscat asal Tiongkok, total pendapatan menurut sertifikasi karantina sebanyak 681 ton selama periode Januari hingga September 2024.
“Hasil pemantauan Barrantin terhadap produk anggur impor selama ini menunjukkan hasil di bawah ambang batas residu,” jelas Barrantin. Saksikan video “Video: Musim Panas di RI Bikin Muscat Shine Wine Aman Dikonsumsi” (kna/kna)