Jakarta –

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan harga kedelai meningkat seiring menguatnya dolar AS terhadap rupee. Dolar AS sendiri menyentuh Rp 16.400.

Namun, Direktur Stabilisasi Pangan dan Harga Bapanas, Maino Dwi Hartono mengatakan, harga kedelai akan naik sekitar dua bulan lagi. Sebab tindakan yang dilakukan saat ini adalah pembelian atau impor 2 bulan lalu sebelum rupee melemah terhadap dolar AS.

Maka Maino mengatakan, meski dolar AS hari ini menguat, namun tidak perlu segera menaikkan harga kedelai. Kedelai sendiri merupakan bahan utama pembuatan tempe dan tahu.

“Karena harga jual hari ini tentunya (kedelai) yang sudah sampai satu atau dua bulan lalu. Karena proses distribusi dari negara asal memakan waktu satu hingga dua bulan, tergantung waktu perjalanan kapal. Artinya dampaknya pasti bisa. dua bulan ke depan atau beli hari ini,” “Juli misalnya, dan nilai tukar naik, efeknya dua bulan ke depan, Agustus.” detikcom, Jumat (28/6/2024).

Saat ini harga rata-rata kedelai nasional sebesar Rp 10.500 per kilogram (kg). Tiap daerah mempunyai harga yang berbeda-beda, misalnya di Pulau Jawa berkisar Rp 10.100/kg, sedangkan di luar Pulau Jawa berkisar Rp 10.500 hingga Rp 10.700/kg.

Maino mengatakan, jika nilai tukar dolar AS saat ini membuat harga kedelai ke depan naik, ia berharap tidak melonjak terlalu tinggi.

“Harga rata-rata nasional Rp 10.500 masih berada pada kisaran Harga Acuan Pembelian (HAP) sebesar 12.000/kg. Harapannya, meski mengalami kenaikan tidak melebihi harga acuan Rp 12.000/kg, ” dia membaca. untuk menjelaskan

Sementara itu, Kementerian Perdagangan sebelumnya menyebutkan, berdasarkan data CBOT, rata-rata harga kedelai internasional pada Juni 2024 sebesar 428,71 US$/ton atau setara Rp 7.039/kg. Mereka menyebut angka tersebut turun dibandingkan rata-rata bulan lalu yang sebesar US$442,76/ton atau setara Rp7.121/kg.

Kondisi harga ini masih lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 572,19 US$/ton atau setara Rp 8.544/kg, kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Isy Karim dari detikcom.

Pihaknya memperkirakan harga Kedelai pada Juli 2024 sekitar 427 US$/ton dan Agustus 2024 sekitar 420 US$/ton, lebih rendah dibandingkan rata-rata kedelai pada Juni 2024.

Sebelumnya, Gabungan Koperasi Produsen Tahu dan Tempe Indonesia (Gakoptindo) menyatakan penguatan dolar AS akan berdampak pada harga tempe dan tahu. Seperti diketahui, bahan baku tempura dan tahu, yakni kedelai, sebagian besar masih diimpor.

Direktur Utama Gakoptindo Aip Syaifuddin mengatakan, dampak penguatan dolar AS terhadap harga kedelai akan terasa pada bulan depan hingga September. Sebab saat ini stok kedelai yang sudah ada merupakan hasil impor sebelum dolar menguat. Harga Kedelai diperkirakan naik dari Rp12.000 per kilogram (Kg) menjadi Rp14.000 per kg.

Tren kenaikan ini sepertinya sudah dimulai. Tapi perlahan meningkat. Bisa mencapai level yang sama sebelumnya (Rp 14.000/kg) dan kenaikan antara Rp 12.000/kg. Baru akan dimulai bulan depan, Juli, Agustus, September dan masih tinggi,” jelas Aip kepada detikcom.

Tonton juga videonya: Ekonom: Dukungan produk lokal bisa selamatkan nilai tukar rupee

(memiliki/memiliki)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *