Nusa Dua –
Bank Dunia memperkirakan produksi beras Indonesia akan menurun pada tahun 2030. Penurunan ini disebabkan oleh cuaca yang sangat panas.
“Tantangan ini kemungkinan akan menyebabkan penurunan produksi beras Indonesia sebesar 0,72% pada tahun 2030” Bali, Kamis (19 September 2024).
Caroline mengatakan cuaca panas juga meningkatkan timbulnya hama dan penyakit. Apalagi, kekeringan bisa dipastikan akan terjadi.
“Kami percaya penting untuk terus menahan tekanan pada harga beras,” katanya.
Caroline juga mengkritisi minimnya anggaran untuk sektor pertanian Indonesia. Ia mengatakan, belanja pertanian Indonesia saat ini sebenarnya tidak meningkatkan produktivitas lahan pertanian.
“Ada banyak uang yang dibelanjakan untuk pupuk dan beberapa subsidi lainnya, namun hal tersebut tidak memberikan peningkatan produktivitas yang kita harapkan. Tentu saja, pada saat yang sama, anggaran sektor pertanian terbatas, dan ketika kita mengeluarkan banyak dana uang, jika Anda membelanjakan lebih sedikit untuk satu hal, seperti pupuk, dan Anda membelanjakan lebih sedikit untuk hal lain,” katanya.
Ia yakin Indonesia harus bisa menggunakan anggaran pertaniannya untuk berinvestasi lebih banyak pada penelitian dan pengembangan pertanian.
“Pengeluaran besar pada pupuk sebagai salah satu elemen dapat didorong untuk meningkatkan pertumbuhan produktivitas di sektor pertanian, termasuk investasi dalam penelitian dan pengembangan serta penyuluhan pertanian, yang seringkali memiliki nilai tambah yang cukup besar,” tutupnya.