Jakarta –
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI), stunting di Indonesia akan menurun dari hanya 0,1% menjadi 21,5% pada tahun 2023. Meskipun bertujuan untuk menurunkan prevalensi stunting menjadi 14% pada tahun 2024.
Menteri Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Mohdjer Effendi mengatakan pihaknya saat ini merayakan Bulan Berat dan Ukuran Nasional secara bersama-sama di seluruh Posendo. Hal ini bertujuan untuk memantau kondisi 90 persen anak kecil dan ibu hamil untuk mendapatkan data sensus yang akurat.
“Hasil survei SKI 0,1% akan kami triangulasi dengan hasil e-PPGBM (pendaftaran elektronik dan pelaporan gizi berbasis masyarakat) yang kini ditimbang,” kata Mohdjar di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Kamis. (13/06/2024).
Mohdjer mengatakan, saat ini 90 persen puskesmas sudah memiliki peralatan yang memadai untuk melakukan tes. Staf lapangan telah dilatih oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Kementerian Kesehatan.
“Jadi kalau peralatannya bagus, petugasnya terlatih, lalu targetnya 90%, maka e-PPGBM yang dilakukan masyarakat harus diterima sebagai bagian dari pengukuran yang valid.”
Mohdjer tidak menyebut temuan SKI salah. Namun, ia mengatakan hasil sensus bisa lebih dapat diandalkan dibandingkan survei.
Mohdjer berbicara tentang kemungkinan merevisi target penurunan stunting sebesar 14% jika tidak tercapai. “Kalau tercapai bagus sekali, kalau tidak kita kaji ulang dan sesuaikan hingga mencapai target yang lebih realistis di tahun 2025,” imbuhnya. (bantuan/gambar)