Jakarta –

Pemerintah Daerah (Pemprov) Diki Jakarta pada Jumat resmi meluncurkan kampanye pemberantasan penyakit demam berdarah (DBD) yang ditularkan melalui nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia di Taman Agrowisata GSG RW 07 di Kelurahan Kembangan Utara, Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.

Daerah ini merupakan tempat pertama dilaksanakannya program Wolbachian di wilayah provinsi Diki Jakarta. Sejak di wilayah ini pada tahun 2023 akan memiliki tingkat demam berdarah tertinggi yaitu 54,1 per 100.000 penduduk.

Menurut Wali Kota Jakarta Barat Us Kuswant, pengendalian DBD dengan metode Wolbachia di Jakarta Barat dimulai setelah wilayah tersebut ditetapkan sebagai tempat pelaksanaan program.

Sementara itu, Jakarta Barat terpilih menjadi salah satu dari lima kota pilihan Kementerian Kesehatan (KMNX) selain Semarang, Bandong, Kupang, dan Bontang.

“Sejak tahun 2023, ketika kawasan ini dicanangkan sebagai salah satu wilayah pelaksanaan program, kegiatan pencegahan WOL berbasis Wolbachia telah dimulai di Jakarta Barat, dan pelaksanaannya berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 2022,” kata Juru Bicara Dinas Kesehatan Diki Jakarta. Itu dikutip di situs web.

Wali Kota Yus menambahkan, pihaknya telah mengumpulkan informasi mengenai OTA (adopter) yang bersedia mempercayakan mereka ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia.

Saat ini jumlah OTA di wilayah Kembangan Utara sebanyak 1.185 orang. Nyamuk ber-Wolbachia merupakan anggota masyarakat yang memahami tanggung jawabnya untuk menjaga ember berisi telur-telur tersebut.

“Kabupaten Kembangan memiliki jumlah penduduk yang relatif besar, penduduknya dikenal ramah dan kooperatif sehingga penduduk di sini pada prinsipnya setuju dengan pelepasan nyamuk ber-Wolbachia AIDS aegypti,” ujarnya.

Sekadar informasi, Wolbachia merupakan bakteri artropoda atau serangga alami yang dapat menghambat reproduksi virus demam berdarah di dalam tubuh nyamuk.

Menurut penelitian yang dilakukan di Yogyakarta, teknologi ini mengurangi jumlah kasus demam berdarah sebesar 77 persen dan rawat inap sebesar 86 persen. Tonton video “Menkes Kaget Nyamuk Berbakteri Wolbachia Dianggap Senjata Biologis” (Suk/Suk)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *