Jakarta-

Nasib buruk dialami karyawan PT Indofarma Tbk. Para karyawan mengaku belum menerima gaji sehingga sulit membeli beras dan terlilit hutang dimana-mana.

Serikat Pekerja (SP) Indofarma menyampaikan keluhan terkait kondisi tersebut ke Komisi VI DPR RI pada Rabu (28/8/2024). Perusahaan yang merupakan bagian dari holding farmasi milik negara itu pada kesempatan itu berhutang gaji kepada karyawannya sebesar Rp 95 miliar, menurut SP.

General President SP Indofarma Meidawati mengatakan permasalahan ini menimbulkan kesulitan bagi karyawan. Anggotanya bahkan mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak bisa lagi membeli beras.

“Beberapa anggota WA (Whatsapp) kami bilang, ‘Bu, tolong beri kami gaji,’ di rumah tidak ada liter beras. Makanya saya selalu nangis, mungkin dibilang saya cengeng, tidak, tapi saya TERLALU sedih seumur hidup, Rp 15.000 per liter dan kami tidak mampu,” kata Meydavati sambil mengadu ke DPR.

Meydavati mengaku sudah melaporkan permasalahan ini ke berbagai entitas, mulai dari Kementerian BUMN hingga Kementerian Tenaga Kerja.

“Dan saya ungkapkan di mana-mana, di holding company, di kementerian, di kementerian tenaga kerja, di demonstrasi, teriak-teriak pak, kita berhasil pak,” kata Meydawati.

Namun permasalahan yang dihadapi para karyawan tidak menemukan solusinya. Jadi dia sangat berharap ke DPR.

“Terus ternyata sampai saat ini permasalahan kita belum selesai, makanya surat kita sampaikan dimanapun kita berada dan besar harapan kita didengar oleh DPR karena ini rumah warga,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Utama Biro Konseling & Advokasi SP Indofarma Ahmad Furkon meminta perusahaan membayar tunggakan gaji karyawan. Dia mengatakan, para pegawai sudah terlilit utang di mana-mana karena gajinya belum dibayar lunas.

“Kenapa begitu, karena kita punya hutang dimana-mana, kalau kita dengar keluh kesah teman-teman di lapangan, karyawan Indopharma yang lain, ternyata mereka punya hutang dimana-mana, kita tidak tahu di mana lagi mereka mau menabung. Makanya kami menawarkan untuk membayar kami dalam jumlah banyak, ”ujarnya.

Pihaknya juga mengusulkan penyelamatan Grup Indofarma dengan memberikan dana talangan. Dalam menyelamatkan Indofarma, pihaknya juga menempuh pendekatan organisatoris atau office standing.

“Kalaupun ada konsekuensi right sizing atau pensiun dini yang dilakukan manajemen grup Indofarma, kami juga siap membahasnya. Padahal kami sudah mengajukan usulan ke Indofarma mulai tahun 2023, kalau mau tetap pas sizenya, kami sepakat pengurangan jumlah pegawai tidak sejalan dengan PKB. “Bisa dibilang jumlahnya 4,5 kali lipat dari PKB. “, katanya.

“Kami sepakat bahwa sudah tepat tiga kali usulan untuk meringankan beban Indofarma. Namun sejauh ini belum ada pembahasan dengan pihak manajemen mengenai besaran manfaat terkait jumlah yang tepat,” ujarnya.

Pihaknya juga meminta tindakan segera terhadap oknum pegawai dan mantan pegawai Indofarma dan anak perusahaan PT Indofarma Global Medika (IGM) yang diduga melakukan penipuan.

“Yang terakhir adalah penilaian terhadap kinerja holding farmasi negara karena selama ini kalau kita lihat Indofarma belum terlalu terasa manfaatnya,” ujarnya.

Simak Video: Bos Bio Farma Bicara Kasus Pinjaman Rp 1,26 Miliar yang Menjerat Indofarma

(acd/rd)

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *